KETIK, PEKALONGAN – Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Squad Nusantara Jawa Tengah, Didik Nalogo, menegaskan komitmen organisasinya untuk menjauhi praktik premanisme dan mengedepankan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Hal itu disampaikannya kepada puluhan wartawan usai acara deklarasi dan pengukuhan pengurus DPC Squad Nusantara Kabupaten Pekalongan yang digelar di Gedung Pertemuan Umum, Kajen, Rabu, 2 Juli 2025.
Didik menjelaskan bahwa kehadiran organisasi masyarakat (Ormas) Squad Nusantara bertujuan menciptakan dampak positif di tengah masyarakat, bukan menjadi momok melalui tindakan intimidatif.
"Saya selalu mengingatkan kepada seluruh anggota agar kembali kepada visi misi organisasi, yakni bagaimana kita bisa bermanfaat bagi masyarakat," tegasnya.
Didik menyebut bahwa salah satu penyebab munculnya premanisme adalah persoalan ekonomi. Oleh sebab itu, Squad Nusantara berkomitmen mendukung kemandirian ekonomi melalui penguatan sektor UMKM.
Ketua DPW Squad Nusantara Jawa Tengah, Didik Nalogo saat menandatangani SK Kepengurusan DPC Kabupaten Pekalongan, Rabu, 2 Juli 2025 (Foto: Slamet/Ketik)
"Kita hadir berusaha meningkatkan kegiatan UMKM di lingkungan sekitar. Bahkan, setelah berdirinya DPC, kami memberikan dana bantuan kerja sebesar Rp25 juta agar organisasi bisa berjalan mandiri dan kreatif," jelasnya.
Terkait sikap DPW Squad Nusantara Jateng terhadap anggota yang terlibat dalam aksi premanisme, Didik menegaskan akan menggunakan pendekatan yang adil dan tegas.
"Kami akan dampingi dulu dan cari akar masalahnya. Jika terbukti bersalah, tentu akan diberikan tindakan tegas sesuai aturan organisasi," ujarnya.
Upaya preventif pun terus digencarkan dengan memberikan sosialisasi dan edukasi secara berkala kepada para anggota di tingkat DPC.
"Memang masyarakat itu beragam, tidak bisa dihentikan satu per satu. Maka kami memilih jalur mediasi dan pembinaan agar masalah tidak melebar," imbuhnya.
Lebih jauh, Didik mengungkapkan harapannya agar Squad Nusantara menjadi organisasi yang mampu menciptakan sejarah, bukan hanya dalam bidang sosial tetapi juga ketahanan pangan.
"Kami telah bekerja sama dengan para peternak dan kini fokus pada isu pertahanan pangan serta pembinaan warga binaan," tuturnya.
Ia juga menyinggung potensi kerja sama dengan lembaga pemasyarakatan, mengingat pembina organisasi ini adalah Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
"Tadi saya lihat ada produk anyaman bambu dari UMKM. Itu bisa menjadi kegiatan produktif bagi warga binaan agar saat kembali ke masyarakat, mereka memiliki keterampilan dan kepercayaan diri," pungkasnya. (*)