KETIK, BATU –
Polres Batu akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait pelaksanaan Karnaval Sound Horeg di Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Evaluasi tersebut mulai dari Pra pelaksanaan dan pengamanan, termasuk waktu pelaksanaan yang melebihi kesepakatan awal yakni selesai di pukul 23.00 WIB.
“Kami akan melakukan kaji ulang pasca pelaksanaan di Giripurno, terkait beberapa hal termasuk waktu pelaksanaan yang melebihi kesepakatan awal di pukul 23.00 Wib,” kata Kepala Bagian Operasi Polres Batu Kompol Anton Widodo, Kamis 24 Juli 2025.
Terkait pelanggaran-pelanggaran yang masih terjadi, urai Kompol Anton, akan tetap diproses sesuai ketentuan yang berlaku. Hal itu sebagai bentuk ketegasan komitmen Polres Batu untuk memastikan kepentingan umum masyarakat luas berada diatas kepentingan suatu golongan.
"Polres Batu telah mengeluarkan aturan tegas terkait pembatasan penggunaan sound system, namun pelaksanaan karnaval di Giripurno Bumiaji masih menyisakan beberapa hal yang harus dikaji ulang," ujarnya.
Menurut Kompol Anton yang menyebabkan molornya kegiatan adalah pawai yang dilaksanakan pagi hari mundur dari yang direncanakan. Begitu pula kondisi jalan naik turun menuju finish juga menyebabkan kelancaran karnaval terhambat.
Selain itu, urai Kompol Anton, banyaknya jumlah peserta juga menjadi salah satu penghambat.
"Sehingga berakibat dengan panjangnya durasi pemakaian waktu ketika tampil di depan panggung kehormatan," ujarnya.
Namun, Kompol Anton menyebutkan, juga ada beberapa point kesepakatan yang telah di laksanakan oleh panitia karnaval Desa Giripurno. Antara lain pembatasan jumlah Subwoofer yang hanya 5 per kendaraan, menggunakan truk colt diesel bukan Fuso dan turut serta menjaga keamanan, ketertiban serta kelancaran arus lalu lintas.
"Ini patut diapresiasi sebagai Langkah awal menuju Karnaval yang tertib bisa menjadi atraksi wisata, bukan sumber keresahan," tambahnya.
Ke depan Polres Batu akan Kembali melakukan assessment kepada panitia dan cek langsung di lokasi serta rute yang akan dilewati kepada desa-desa yang akan melaksanakan Karnaval/Pawai Budaya.
Kompol Anton berharap, pihak Panitia di desa lain juga bisa mencontoh kesepakatan yang telah di buat oleh Desa Giripurno.
"Sehingga Karnaval yang tertib bisa menjadi atraksi wisata, bukan sumber keresahan bisa terwujud di Kota Batu,” pungkasnya.(*)