KETIK, SLEMAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman ingin perguruan tinggi tak hanya jadi tempat belajar, tapi juga jadi penggerak perubahan gaya hidup sehat di tengah masyarakat. Melalui program Kampus Sehat, Dinkes berupaya menjadikannya bukan sekadar inisiatif, melainkan gerakan bersama lintas sektor yang mendorong perilaku hidup sehat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr. Cahya Purnama, M.Kes, menegaskan, perguruan tinggi punya peran penting sebagai motor promosi kesehatan dan agen perubahan di lingkungan sosialnya.
“Kampus Sehat bukan hanya program, tetapi gerakan bersama untuk membangun budaya hidup sehat di lingkungan akademik,” ujar Cahya Purnama, Kamis, 13 November 2025.
Cahya Purnama menambahkan, sinergi ini akan dikonkretkan dalam sebuah kegiatan kolaborasi besar bertajuk “Membangun Sinergi dengan Kampus dan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Mengatasi Penyakit Menular dan Tidak Menular”.
Rencananya kegiatan ini akan digelar pada 19 November 2025 di Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (UNJAYA).
Kegiatan ini bakal mempertemukan 290 peserta dari berbagai kalangan — mulai dari 25 puskesmas, rumah sakit, organisasi profesi, LSM, dunia usaha, hingga perguruan tinggi.
Mereka akan duduk bersama menyusun rencana aksi kolaboratif berbasis data demi memperkuat upaya pencegahan penyakit. Fokusnya tak hanya pada penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, dan DBD, tapi juga penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan jantung.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sleman, dr Khamidah Yuliati, MMR menjelaskan bahwa permasalahan kesehatan saat ini menuntut pendekatan yang lebih komprehensif.
“Penanganan penyakit menular dan tidak menular tidak bisa dilakukan oleh sektor kesehatan saja. Perlu dukungan lintas sektor dan kampus agar upaya yang dilakukan lebih komprehensif dan berkelanjutan,” katanya.
Jejaring Kampus Sehat Diperkuat
Sebelumnyan inisiatif penguatan peran kampus ini telah diawali dengan Workshop Advokasi dan Kemitraan Kampus Sehat pada 4 November 2025 di Hotel Grand Serela, Sleman.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 30 peserta yang merupakan perwakilan dari tujuh perguruan tinggi, Dinkes DIY, Bappeda Sleman, dan Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Sleman.
Dalam workshop ini, para peserta berdiskusi dengan narasumber utama, yakni Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY, Prof Setyabudi Indartono, MM PhD, dan Dr Supriyati, SSos MKes dari Health Promoting University (HPU) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, dr Seruni Susila Angreni, MPH menyebut kegiatan ini merupakan bagian dari strategi daerah dalam mendukung kebijakan nasional Kampus Sehat.
Ia berharap setiap perguruan tinggi dapat mengintegrasikan nilai-nilai kesehatan dalam kebijakan, tata kelola, dan aktivitas Tridharma.
Ketua Tim Kerja Promosi Kesehatan dan Takelmas, Cahya Prihantama SKM MPH, menambahkan, workshop ini diharapkan menjadi dasar penguatan jejaring Kampus Sehat di Sleman, sekaligus mendukung target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2025–2029.
Ada tujuh kampus yang ikut terlibat dalam program ini, yaitu Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Respati Yogyakarta, Universitas Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta, Universitas Aisyah Yogyakarta, Universitas AMIKOM Yogyakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta. Ketujuh kampus itu kompak menunjukkan antusiasme tinggi dalam mendukung pengembangan program Kampus Sehat ini. (*)
