KETIK, LUMAJANG – Jalan tambang yang direncanakan oleh PT. Lumajang Jaya Sejahtera (LJS) sepanjang 15 kilometer diharapkan menjadi solusi bagi padatnya angkutan tambang. Sampai saat ini kendaraan tambang masih melalui sejumlah jalan desa di wilayah selatan Lumajang.
Komisaris PT. LJS Sujatmiko kepada media ini mengatakan, jalan tambang merupakan salah satu sarana yang sangat diperlukan oleh angkutan tambang, yang sampai saat ini belum bisa terwujud.
“Inisiatif ini kami lakukan agar ke depan tidak lagi ada konflik antara masyarakat dengan truk yang mengangkut pasir, karena memang jumlahnya cukup banyak,” kata Sujatmiko.
Disinggung tentang perizinan yang sudah dimiliki oleh PT. LJS, sampai saat ini yang masih dalam proses adalah Dokumen Analasisa Dampak Lingkungan (Amdal) dan lalu lintas yang sedang diajukan kepada pemerintah pusat.
“Kalau dari Kementerian Kehutanan izinnya sudah ada, tingga menyelesaikan Amdal Lalin-nya saja. Semoga ini segera tuntas, sehingga pembangunannya bisa segera dimulai dan bisa segera dimanfaatkan,” ujar Sujatmiko.
Dijelaskan, proses penyelesaian jalan tambang tersebut diperkirakan akan memakan waktu 3 bulan.
“Jika lancar 3 bulan selesai. Seluruh ruas jalan tambang ini melintasi kawasan milik Perhutani yang jauh dari pemukiman masyarakat. Kami rencanakan dari Desa Jogosari Candipuro sampai desa Bago Pasirian Lumajang,” urai Sujatmiko kemudian.
Diperkirakan anggaran yang diperlukan sekitar Rp50 Milliar dengan tahap awal pemadatan jalan dengan Vibro Roller. Namun, targetnya jalan tambang tersebut akan diaspal sehingga lebih nyaman dilalui.
“Dengan pemadatan menggunakan Vibro Roller, sebenarnya sudah bisa dilalui dan akan kami buka untuk angkutan tambang. Jika semuanya berjalan dengan baik, akan dilanjutkan dengan pengaspalan,” jelasnya.
Masih kata Sujatmiko, sebagai jalan baru memang harus melalui proses pemadatan lebih dulu sebelum diaspal.
“Kita buka sekalian pemadatan jalan agar maksimal, selain menggunakan Vibro Roller,” pungkasnya. (*)