Jatim Catat Penurunan Pengangguran Tertinggi di Pulau Jawa, Ekonomi Makin Inklusif!

12 November 2025 12:55 12 Nov 2025 12:55

Thumbnail Jatim Catat Penurunan Pengangguran Tertinggi di Pulau Jawa, Ekonomi Makin Inklusif!
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)

KETIK, SURABAYA Provinsi Jawa Timur kembali menorehkan prestasi membanggakan di sektor ketenagakerjaan.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dari Badan Pusat Statistik (BPS) periode Agustus 2025, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jatim turun menjadi 3,88 persen — atau turun 0,31 persen poin dibandingkan Agustus 2024. Penurunan ini bahkan tercatat sebagai yang terbesar di Pulau Jawa.

Sebagai pembanding, provinsi lain di Pulau Jawa mengalami penurunan yang lebih kecil: DKI Jakarta turun 0,16 persen poin, Jawa Tengah 0,12 persen poin, Jawa Barat 0,02 persen poin, DI Yogyakarta 0,02 persen poin, dan Banten 0,01 persen poin.

Menanggapi capaian tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi memperkuat sektor ketenagakerjaan — mulai dari dunia usaha, akademisi, hingga pemerintah kabupaten dan kota di seluruh Jawa Timur.

"Alhamdulillah, penurunan TPT Jawa Timur menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa. Ini menunjukkan bahwa ekonomi kita tidak hanya tangguh, tetapi juga inklusif. Capaian ini merupakan hasil kerja bersama seluruh elemen dunia usaha dunia industri serta pelaku UMKM dan masyarakat yang bersinergi menciptakan lapangan kerja produktif dan berkelanjutan,” ujar Gubernur Khofifah, Rabu, 12 November 2025.

Selama lima tahun terakhir, Jatim mencatat tren penurunan TPT yang konsisten. Agustus 2021, TPT Jatim berada di angka 5,74 persen, kemudian turun menjadi 5,49 persen pada 2022, 4,88 persen pada 2023, 4,19 persen pada 2024, hingga kini mencapai 3,88 persen pada 2025. 

Sementara itu, TPT nasional pada periode yang sama turun dari 6,49 persen menjadi 4,85 persen. Data ini menegaskan bahwa kecepatan penurunan pengangguran di Jawa Timur termanage dengan baik.

“Artinya, percepatan penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur berjalan jauh lebih kuat. Ini mencerminkan daya saing ekonomi daerah yang terus meningkat serta efektivitas kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor ketenagakerjaan,” kata Khofifah.

Khofifah menyebut, penurunan pengangguran ini berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi di Jatim yang tetap terjaga. Pada Triwulan III 2025, perekonomian Jawa Timur tumbuh sebesar 5,22 persen (y-on-y), lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional yang mencapai 5,04 persen. 

Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas sektor industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta pertanian yang masih menjadi penopang utama struktur ekonomi daerah.

Selain itu, realisasi investasi Semester I 2025 di Jatim juga menunjukkan penguatan. Total investasi mencapai Rp74,69 triliun dengan jumlah proyek sebanyak 73.148 dan penyerapan tenaga kerja lebih dari 130.000 orang.

Sektor industri pengolahan, perdagangan, perumahan, dan transportasi menjadi kontributor utama meningkatnya daya tarik investasi.

Menurutnya, itu mencerminkan kepercayaan pelaku usaha terhadap iklim investasi di Jatim yang kondusif, terkelola baik dan mampu memberikan nilai tambah.

Di sisi ketenagakerjaan, Pemprov Jatim terus memperluas akses kesempatan kerja dan meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Misalnya, melalui Job Fair Inklusif 2025 yang menyediakan 5.589 lowongan dari 67 perusahaan, termasuk peluang untuk penyandang disabilitas, menjadi salah satu langkah nyata. 

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim juga membuka enam paket pelatihan gratis di UPT BLK Wonojati Malang untuk memperkuat daya saing tenaga kerja lokal. Dan, sektor UMKM dan ekonomi kreatif terus tumbuh melalui fasilitasi pemasaran dan perlindungan kekayaan intelektual, di antaranya melalui gelaran Jatim Fest 2025.

“Kami terus memperkuat sinergi lintas sektor agar tenaga kerja Jawa Timur makin kompeten, produktif, dan berdaya saing. Dengan begitu, peluang kerja baru dapat terus tumbuh dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tegasnya.

Khofifah menambahkan, capaian positif ini sejalan dengan semangat ‘Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh’ sekaligus mencerminkan filosofi ‘Jatim Bisa’, yakni Jawa Timur yang Berdaya, Inklusif, Sinergi, dan Adaptif.

“Penurunan pengangguran tertinggi di Pulau Jawa ini adalah bukti nyata bahwa sinergi yang dibangun selama ini telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Inilah kekuatan kolektif Jawa Timur yang berdaya, saling menopang, dan terus bertumbuh,” kata dia.

Gubernur Khofifah pun mengajak seluruh pihak menjaga momentum positif ini agar manfaat pertumbuhan ekonomi semakin dirasakan secara merata oleh masyarakat.

“Keberhasilan ini milik bersama. Dengan kerja keras, kolaborasi, dan inovasi berkelanjutan, insyaallah Jawa Timur akan terus tumbuh menjadi provinsi yang tangguh, kompetitif dan menyejahterakan,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Tingkat Pengangguran Terbuka Gubernur Jawa Timur tenaga kerja Jatim Fest 2025