KETIK, MALAKA – Sebanyak 15 mahasiswa dan dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Patriot (TEP) Transmigrasi tiba di lokasi penelitian mereka di Kabupaten Malaka, Kobalima Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1 September 2025. Kedatangan tim ini merupakan bagian dari program nasional yang bertujuan memetakan potensi ekonomi kawasan transmigrasi sebagai masukan bagi pemerintah.
Tim Ekspedisi Patriot, yang secara resmi dilepas oleh Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman dan Menteri Koordinator Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada 25 Agustus 2025, melibatkan 2.000 peserta dari berbagai perguruan tinggi seperti ITS, ITB, UI, UGM, IPB, dan Unpad. Program ini dicanangkan untuk mendukung cita-cita Presiden Prabowo dalam mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
"Bapak ibu sekalian, para anggota tim Ekspedisi Patriot, sebentar lagi tim ini akan diberangkatkan. Pesan saya adalah mari kita benar-benar fokus pada misi kita yang telah ditetapkan. Menjalankan riset sekaligus untuk mengetahui, memetakan potensi ekonomi," kata AHY dalam sambutannya di Balai Kartini, Senin, 25 Agustus 2025.
Setibanya di Malaka, tim ITS langsung disambut oleh Dinas Transmigrasi Kabupaten Malaka. Mereka mengadakan Forum Group Discussion (FGD) bersama Kepala Desa, Camat, dan dinas terkait untuk membahas potensi serta program berkelanjutan di kawasan Kobalima Timur.
Kepala Dinas Transmigrasi, melalui Sekretaris Dinas, menyatakan apresiasinya terhadap kedatangan tim ITS. Ia menuturkan potensi di Kobalima Timur sangat luar biasa, mulai dari sektor pertanian, perkebunan, energi, hingga pembangunan lainnya, yang siap untuk dikembangkan.
Pada kesempatan itu, hadir pula para camat dan kepala desa yang terlibat langsung di kawasan tersebut.
Tim ITS membawa tiga tema penelitian yang akan menjadi rekomendasi untuk Kementerian Transmigrasi. Tema 1 berfokus pada rekomendasi evaluasi kawasan transmigrasi diketuai Prof. Semin. Tema 2 mengusung target luaran penyusunan desain jangka pendek, menengah, dan panjang pengembangan komoditas unggulan yang spesifik pada wilayah, diketuai Dr. Budi Setiyono. Terakhir, tema 3 yang diketuai Dr.Eng. Muhammad Badrus Zaman, S.T., M.T. berfokus pada desain model kolaborasi kelembagaan ekonomi kawasan transmigrasi.
Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman, menekankan pergeseran paradigma transmigrasi yang tidak lagi hanya memindahkan penduduk miskin. Program ini kini berfokus pada distribusi anak muda unggul, sarjana, peneliti, dan calon pemimpin masa depan untuk membangun kawasan ekonomi dan peradaban.
"Jika dulu transmigrasi identik dengan memindahkan orang miskin, maka sekarang transmigrasi berarti distribusi anak-anak muda unggul, sarjana, peneliti, dan calon pemimpin masa depan bangsa," kata Iftitah.
M. Badrus Zaman, Ketua TEP Tema 3, menjelaskan bahwa timnya akan memaksimalkan berbagai metode untuk mengkaji potensi kawasan Kobalima Timur.
“Karena potensinya besar dan berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Timor Leste,” ujarnya.
Menurut dosen Teknik Sistem Perkapalan ITS ini, potensi besar di kawasan perbatasan harus dikembangkan demi kemajuan NKRI.
“Jika suatu kawasan telah berbatasan dengan negara lain, maka potensi besarnya harus dikembangkan dan dibangun untuk kemajuan NKRI, mulai pendidikan, energi, infrastruktur jalan, energi, SDM, pertanian, perkebunan, dan sebagainya,” tambahnya.
Prof. Semin, Ketua Tim Tema 1, menuturkan bahwa timnya akan mengevaluasi seluruh potensi penunjang kawasan, seperti akses jalan, sumber air, listrik, dan internet. Ia menyebut faktor-faktor tersebut sebagai kunci pembangunan kawasan transmigrasi, termasuk pengembangan pendidikan yang perlu diprioritaskan.
Sementara itu, Dr. Budi Setiyono, Ketua Tim Tema 2, menambahkan bahwa seluruh potensi Kobalima Timur akan dipetakan secara menyeluruh. Ia menekankan bahwa program ini bukan sekadar kajian atau penelitian, melainkan akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Transmigrasi untuk pembangunan ke depan. Menurutnya, Presiden Prabowo pun sangat antusias memprioritaskan program ini demi kemajuan Indonesia. (*)