KETIK, JOMBANG – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Jombang kembali menjadi sorotan. Sejumlah wali murid di Desa Kebontemu, Kecamatan Peterongan, mengeluhkan kualitas menu yang diterima anak-anak di sekolah karena dinilai tidak layak konsumsi dan jauh dari standar gizi.
RE, salah satu wali murid, mengatakan bahwa selama sepekan terakhir menu yang diterima dua anaknya—masing-masing bersekolah di MI Masyhariyah dan SDN Kebontemu—justru semakin memprihatinkan.
“Dari seminggu ini menunya tidak sesuai standar gizi. Ada buah busuk seperti salak dan mangga, bahkan tahu baksonya ada yang belum matang,” ujarnya, Kamis (11/12/2025).
Menurutnya, para wali murid telah mencoba menyampaikan keluhan melalui akun resmi penyedia layanan MBG yang diduga dikelola SPPG Kebontemu Peterongan. Namun, alih-alih mendapatkan tanggapan, kolom komentar pada akun tersebut justru ditutup dan kemudian diprivat.
Menu MBG yang dinilai tidak layak di Peterongan. (Foto: Istimewa/walimurid)
“Kami sudah mengadukan menu yang tidak layak itu, tetapi komentar malah ditutup. Kami jadi tidak punya ruang untuk menyampaikan masukan,” katanya.
Menu Memburuk Setelah Teguran Sekolah
RE menuturkan, pihak sekolah sebenarnya sudah pernah memberikan teguran kepada SPPG usai ditemukannya menu mi basi beberapa waktu lalu. Namun evaluasi yang dijanjikan belum terlihat hasilnya.
“Seharusnya setelah ditegur itu ada perbaikan. Tapi minggu ini malah makin tidak layak. Makanan harus matang, buah tidak boleh busuk, karena ini dikonsumsi anak-anak,” tegasnya.
Keluhan serupa juga datang dari sekolah lain. MI Masyhariyah menerima salak busuk dan tahu bakso mentah. SDN Kebontemu mendapatkan mangga busuk, sementara PAUD Masyhariyah juga menerima menu serupa.
“Untungnya belum ada siswa yang sakit setelah menerima makanan itu,” ujar RE.
Menu MBG yang dinilai tidak layak di Peterongan. (Istimewa/walimurid)
Bambang, salah satu guru SDN Kebontemu, membenarkan adanya persoalan kualitas menu MBG dalam beberapa hari terakhir.
“Memang ada menu yang kurang layak. Kemarin salaknya busuk, hari ini ada mangga berbelatung,” jelasnya.
Ia mengatakan pihak sekolah telah berulang kali menyampaikan protes dan bahkan mendatangi SPPG untuk meminta perbaikan. Namun hingga dua hari terakhir, kualitas menu MBG masih dikeluhkan.
“Kami ingin layanan dibenahi. Kalau kondisinya tidak layak, anak-anak juga tidak akan makan,” katanya.
Keluhan Berulang dari Berbagai Sekolah
Ini bukan pertama kalinya kualitas MBG di Jombang dikeluhkan. Pada September lalu, sejumlah SMP Negeri juga melaporkan makanan basi, buah busuk, hingga distribusi yang molor berjam-jam. Beberapa sekolah bahkan melaporkan siswa tidak mendapatkan jatah makan karena keterlambatan pengiriman.
Setelah kasus tersebut mencuat, distribusi sempat terhenti sementara sebelum akhirnya kembali berjalan.
Hingga berita ini diterbitkan, perwakilan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertugas di wilayah tersebut belum memberikan respons terhadap permintaan konfirmasi jurnalis. Pesan singkat dan panggilan telepon kepada pihak terkait juga belum mendapat tanggapan. (*)
