Harga Cabe Anjlok sampai Rp5 Ribu, Petani Mengeluh Tak Kembali Modal

25 Oktober 2025 16:38 25 Okt 2025 16:38

Thumbnail Harga Cabe Anjlok sampai Rp5 Ribu, Petani Mengeluh Tak Kembali Modal
Jenis lombok yang banyak ditanam warga Kecamatan Klakah Lumajang (Foto : Medsos)

KETIK, LUMAJANG – Sejumlah petani cabe di Kecamatan Klakah, Lumajang mengeluh rugi karena harga cabe anjlok sampai Rp5 ribu perkilogram.

Jika dikurangi ongkos petik Rp2 ribu perkilogram, maka petani hanya mendapatkan hasil Rp 3 ribu perkilogram. Jumlah ini masih harus dikurangi biaya makan pemetik lombok yang bisa diberi makan oleh pemilik lahan.

"Beberapa hari lalu masih sempat harga Rp12 ribu perkilogram, tapi makin ke sini harganya terus turun sampai Rp5 ribu," kata Awil, salah seorang petani di desa Papringan Klakah Lumajang.

Masih kata Awil, jika harga di bawah Rp10 ribu petani memang terancam rugi karena sejak penanaman sampai dengan perawatan memerlukan biaya yang sangat besar.

"Kalau cabe yang biasa ditanam warga di sini biasanya memerlukan perawatan ekstra, mulai pupuk pada umumnya, sampai obat daun dan buah. Biayanya cukup tinggi," kata Awil.

Sementara Herman, warga lainnya menyebut jika harga di atas Rp10 ribu kemudian tanaman bagus, petani baru bisa untung.

"Apalagi musim penghujan seperti ini biasanya buah cabe gampang rontok. Ini akan semakin memperkecil jumlah yang bisa dipanen. Cuaca sangat berpengaruh kepada tanaman lombok. Bahkan kalau hujan terus menerus usia panen tanaman lombok juga makin singkat," kata Hermanto.

Salah seorang petani di Desa Papringan Klakah, pada hari ini membatalkan rencana panennya, karena harga makin turun.

"Kalau ongkos pemetiknya gak bisa turun, karena Rp 2 ribu itu sudah sangat murah ongkosnya," kata warga lainnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Harga cabe anjlok Harga cabe Rp 5 ribu berita lumajang hari ini