Hampir Punah, Wayang Topeng Menak Kembali Tampil di Malang

10 Agustus 2025 11:00 10 Agt 2025 11:00

Thumbnail Hampir Punah, Wayang Topeng Menak Kembali Tampil di Malang
Pertunjukan Wayang Topeng Menak yang tampil pertama kali setelah 50 tahun, di Pesantren Budaya Karanggenting, Kota Malang. (Foto: Lutfia/Ketik)

KETIK, MALANG – Eksistensi Wayang Topeng Menak sebagai khazanah dari kesenian khas Malang, hampir saja hilang. Setelah 50 tahun tak terlihat, kini seni yang menonjolkan ciri khas topeng Malangan itu kembali tampil. 

Upaya membangkitkan kembali Wayang Topeng Menak muncul dari Lesbumi Kota Malang. Melalui upaya revitalisasi dengan riset mendalam, pertunjukan pun digelar di Pesantren Budaya Karanggenting dengan mengusung Burak Bawana Menak. 

Penasehat Tim Revitalisasi Topeng Wayang Menak, Dwi Cahyono menjelaskan lakon dalam pertunjukan ini ialah lakon menak. Bukan sekadar tontonan, namun juga tuntutan sebab memiliki latar belakang kisah di era kenabian. 

"Tokoh utamanya adalah Amir Hamzah, di Jawa disebut Wong Agung Menak. Ia memperoleh kemenangan di medan laga dan memberi gambaran syiar Islam," ujarnya Sabtu, 9 Agustus 2025 malam. 

Hadirnya Wayang Topeng Menak juga pelengkap dari kisah Wayang Topeng Malangan yang kerap menyajikan lakon Panji dan Purwa.

Kendati demikian, Sejarawan itu menekankan bahwa pementasan kali ini baru bersifat embrional. Dibutuhkan upaya lebih lanjut untuk menelisik dan melacak ekosistem Wayang Topeng Menak di Malang. 

"Pementasan terakhir Wayang Topeng Menak di Malang kurang lebih akhir tahun 1960 atau awal tahun 1970an. Pernah menjadi pertunjukan wayang yang populer pada masa Jepang," lanjutnya.

Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI, Restu Gunawan turut memberikan apresiasi atas pelestarian budaya itu. 

"Bagi saya penting, ide gagasan dari Lesbumi ini menjadi roh yang kita gali bersama untuk terus menyuarakan kebudayaan," ujarnya. 

Indonesia telah diakui sebagai negara yang super power dalam hal kebudayaan. Ia mendorong agar Wayang Topeng Menak dapat diajukan sebagai warisan budaya tak benda. 

"Anggaran budaya selalu sedikit karena pakai cara pandang lama. Kita harus lihat kebudayaan sebagai investasi. Sehingga dilihat bagaimana dampaknya ke ekonomi," terangnya. 

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita mengakui masih banyak budaya yang belum tersentuh di Kota Malang. Selama ini masyarakat lebih familiar dengan bantengan, maupun Topeng Malangan dengan latar belakang cerita Panji. 

"Padahal Kota Malang banyak memiliki budaya yang belum tersentuh. Saya bersyukur Lesbumi dari 2019 menginisiasi riset untuk melestarikan Wayang Topeng Menak," tuturnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Wayang Topeng Menak Malang Topeng Malangan Kota Malang Pesantren Budaya Karanggenting