KETIK, YOGYAKARTA – Gabungan Pecinta Alam Malioboro Freelance (GPA MF) Yogyakarta menggelar acara bertajuk “Mendadak Mancing” di Dolan Blumbang, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Minggu, 10 Agustus 2025. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia sekaligus mempererat tali silaturahmi.
"Selain menyemarakkan peringatan HUT RI ke-80. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih mempererat tali silaturahmi antar anggota komunitas, serta masyarakat (simpatisan)," kata Wawan Klowor selaku koordinator acara tersebut, Senin, 11 Agustus 2025.
Menurut Wawan, acara yang diikuti oleh sekitar 50 peserta dari keluarga besar GPA MF dan simpatisan ini dipersiapkan secara rahasia. Undangan baru disebar melalui grup WhatsApp komunitas beberapa jam sebelum pelaksanaan.
Dipilihnya mancing karena banyak yang menyukai. Aktivitas ini juga jadi sarana rekreasi yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental.
"Kegiatan seperti ini dapat membantu mengurangi stres. Sarana menikmati alam bebas serta meningkatkan suasana hati," jelasnya.
GPA MF, yang tahun ini genap berusia 30 tahun, memiliki anggota dengan latar belakang beragam dan banyak di antaranya juga aktif sebagai relawan kemanusiaan.
“Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat mengusir kejenuhan dari rutinitas keseharian mereka,” ujarnya.
Acara ini semakin meriah dengan hiburan musik dari Java Akustik yang digawangi Iwe dan Nanda. Mereka mahir mengisi acara, bahkan berkolaborasi dengan beberapa peserta yang ingin unjuk kebolehan. Selain memancing, peserta juga bisa langsung memasak hasil tangkapannya di lokasi.
Sigit Yasien, pemilik pemancingan dan resto Dolan Blumbang, menyambut baik acara ini. Ia mengaku senang tempat usahanya dibuat acara oleh GPA MF.
Sebelumnya, GPA MF juga telah mengadakan Camping Gathering di kawasan pembangunan Perumahan Graha Kartika Sedayu, Bantul. Acara yang dipersiapkan hanya dalam tiga hari ini berhasil menarik sekitar 200 peserta.
Sebagian dari peserta Camping Gathering GPA MF beberapa waktu lalu. (Foto: Fajar Rianto/Ketik)
Kegiatan tersebut juga disambut antusias oleh masyarakat setempat, yang banyak membuka warung dadakan dan ikut menyaksikan hiburan gratis. Pihak pengembang perumahan bahkan menyediakan fasilitas pendukung seperti tempat berkemah, fasilitas ibadah, dan MCK.
Dalam kesempatan itu, perwakilan Pecinta Alam, Sriyanto alias Kucir, mengingatkan pemerintah untuk melarang pembangunan perumahan di lahan produktif, terutama persawahan. Hal ini penting untuk menjaga ketahanan dan swasembada pangan nasional.
"Lahan produktif yang dimaksud adalah lahan yang menghasilkan seperti sawah, karena lahan tersebut vital untuk ketahanan pangan nasional,” jelasnya.
Ia menambahkan, pembangunan perumahan di lahan sawah dapat mengancam ketersediaan pangan dan menimbulkan masalah baru. Ia mencontohkan, lokasi pembangunan Perumahan Graha Kartika Sedayu adalah contoh yang baik karena sebelumnya bukan lahan sawah.
"Inilah contohnya, pembangunan perumahan di tempat ini dilakukan tanpa mengalihfungsikan lahan sawah," jelasnya.
Sesepuh GPA MF, Kucir secara simbolis menyerahkan pohon Klengkeng pada pihak pengembang yang diwakili oleh Dedet, saat acara Camping Gathering. (Foto: Enggar/Ketik)
Secara simbolis, GPA MF menyerahkan pohon Klengkeng kepada pihak pengembang, yang diwakili oleh Dedet, sebagai bentuk dukungan sekaligus pengingat akan pentingnya keberadaan tanaman dalam setiap unit perumahan.
Acara yang berlangsung selama dua hari (Sabtu-Minggu) ini juga dimeriahkan dengan hiburan musik dan sejumlah doorprize menarik. Kegiatan ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk Sahid Raya Hotel & Convention Yogyakarta.(*)