KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi setempat terus berkoordinasi dengan BPBD tingkat kabupaten/kota menindaklanjuti laporan dampak akibat bencana gempa bumi di Banyuwangi pada Kamis, 26 September 2025.
"Personel BPBD Jatim dan Situbondo, khususnya, wajib melanjutkan assessment atau mengumpulkan data serta informasi di lokasi kejadian," ujarnya ketika dihubungi di Surabaya, Jumat pagi, 26 September 2025.
Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,7 terjadi pukul 16.04 WIB yang berlokasi di 46 kilometer Timur Laut Banyuwangi, Jawa Timur, 7.82 Lintang Selatan, 114.47 Bujur Timur di kedalaman 12 kilometer.
Pada Kamis petang, Gubernur Khofifah yang menerima laporan dari Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur Gatot Soebroto menyampaikan terdapat sejumlah gempa susulan setelah kejadian pertama.
"Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 5 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M3,3," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Dilaporkan tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut, namun kerusakan bangunan dampak gempa mencapai 10 unit rumah di wilayah Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.
BPBD setempat juga telah berkoordonasi di lapangan, serta diimbau kepada warga agar tetap tenang dan tak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah juga mengimbau warganya menghindari bangunan retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi.
Jumat, pagi ini, dijadwalkan orang nomor dua di Pemkab Situbondo tersebut akan ke lokasi kejadian untuk meninjau langsung sekaligus mendata dampal bencana. (*)