KETIK, BITUNG – Pegiat Sosial Media, Ferry Tulung, menyoroti persoalan mafia migas yang dinilai sudah mengakar selama puluhan tahun di Indonesia.
Menurutnya perbedaan harga antara BBM subsidi dan non-subsidi menjadi celah terjadinya praktik penyelundupan, permainan kuota, hingga rente yang merugikan rakyat.
Hal itu disampaikan Fery, melalui akun Facebook pribadinya. “Selama puluhan tahun, rakyat di Indonesia jadi korban permainan kotor mafia migas. Semua itu bermula dari adanya selisih harga BBM subsidi dan non-subsidi,” tulis Ferry dalam unggahannya, Sabtu 20 September 2025.
Sebagai solusi, pria berdarah Manado ini mengusulkan penerapan BBM Satu Harga untuk seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
Sebab menurut dia, langkah tersebut akan menutup ruang permainan mafia migas sekaligus menghadirkan keadilan sosial.
Ia menjelaskan mekanisme teknis yang dianggap sederhana, yakni:
1. Pemerintah menetapkan harga BBM tunggal nasional tanpa memisahkan subsidi dan non-subsidi.
2. Subsidi diberikan langsung kepada rakyat yang berhak (miskin dan rentan) melalui rekening bank atau aplikasi MyPertamina.
3. Saat melakukan pengisian BBM, aplikasi akan mengenali NIK dan otomatis mengurangi harga sesuai hak subsidi penerima.
Dengan skema tersebut, Ferry meyakini mafia migas akan kehilangan ruang gerak. “Anggaran negara bisa lebih hemat karena subsidi tepat sasaran, rakyat tenang karena harga BBM seragam, dan keadilan sosial benar-benar terasa,” tegasnya.
Ferry juga menyinggung tentang sejumlah negara yang telah lebih dulu menerapkan kebijakan serupa, seperti Malaysia yang menjual BBM dengan harga seragam dan India yang menyalurkan subsidi energi langsung ke rekening warga miskin.
Ia pun mendorong Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil langkah berani. “Inilah momen emas untuk meninggalkan jejak sejarah besar: mengubur mafia migas selamanya dan menghadirkan keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutupnya. (*)