KETIK, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali menegaskan tekadnya memberantas premanisme dan juru parkir liar (jukir liar) yang meresahkan warga. Ia mengajak masyarakat untuk tidak takut dan berani melawan praktik pungutan liar.
"Hari ini masih ada yang katanya Jukir liar, ayo kita lawan nih, ada premanisme, ayo kita lawan," tegasnya pada Sabtu, 31 Mei 2025.
Eri menegaskan bahwa premanisme tidak memiliki tempat di Surabaya, mengingat sejarah perjuangan arek-arek Surabaya. Ia mengajak warga bersatu melawan demi menjaga kota ini.
"Premanisme tidak ada di Kota Surabaya, Wong penjajah kalah karo orang Surabaya ketika bersatu, apalagi preman. Ayo lek mudun kabeh wong Surabaya, ayo dilawan. Karena ini kotanya jenengan dan kita gunakan kota ini untuk anak-anak kita," terang Eri.
Selain itu, Eri menekankan bahwa pembangunan di Surabaya tidak hanya fisik, tetapi juga pembangunan manusia. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bergerak bersama memajukan Surabaya yang inklusif dan sejahtera.
"Warga Surabaya ayo bangkit, ayo jaga Kota Surabaya ini di ulang tahun ini. Kita jadikan Surabaya ini tempat yang indah untuk anak-cucu kita," seru Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ini.
Eri Cahyadi juga menyampaikan bahwa kemajuan pesat Surabaya saat ini adalah buah dari kolaborasi dan gotong royong seluruh elemen masyarakat, bukan hanya hasil kerja satu pihak semata.
"Karena yang membangun Surabaya ini bukan wali kota, bukan jajaran pemerintah kota saja, tapi seluruh elemen masyarakat," terangnya.
Berbagai capaian Surabaya, mulai dari penurunan angka kemiskinan, stunting, pengangguran, hingga peningkatan kualitas pendidikan dan infrastruktur, menurut Eri, mustahil tercapai tanpa sinergi kuat antara pemerintah dan masyarakat.
"Karena dengan kebersamaan ini kemiskinan Surabaya turun menjadi 3,9 persen. Terendah sejak sebelum masa Covid kita lebih rendah hari ini. Pengangguran terbuka terendah karena hari ini kita mencapai 4, sekian persen," paparnya.(*)