Dorothea Paskalia, Barista Termuda di ARTJOG 2025

Padukan Seni Meracik Kopi dengan Kecintaan pada Petani Lokal Yogyakarta

17 Juli 2025 19:18 17 Jul 2025 19:18

Thumbnail Dorothea Paskalia, Barista Termuda di ARTJOG 2025
Kehadiran Dorothea di ARTJOG lebih dari sekadar sensasi anak muda yang tampil beda. Ia menunjukkan bahwa seni tidak melulu berbentuk visual; rasa, aroma, dan interaksi juga bisa menjadi medium ekspresi yang kuat. (Foto: Febi/Ketik)

KETIK, YOGYAKARTA – Di tengah semaraknya ARTJOG 2025 yang menghadirkan beragam seniman, Dorothea Paskalia, seorang siswi kelas 3 SMP Sanggar Anak Alam Yogyakarta, berhasil mencuri perhatian pengunjung.

Bukan dengan lukisan atau patung, melainkan dengan aroma seduhan teh dan kopi yang ia racik sendiri. Di usianya yang baru 14 tahun, Dorothea menjadi salah satu barista termuda yang berpartisipasi dalam pameran seni tahunan bergengsi ini.

Keistimewaan Dorothea tak hanya terletak pada usianya. Sejak kelas 2 SD, ia telah menunjukkan ketertarikan mendalam pada dunia kuliner, khususnya seni meracik makanan dan minuman.

Kecintaannya pada eksperimen minuman membawanya pada perjalanan riset yang tak biasa bagi remaja seusianya. Ia mendalami tentang petani teh dan kopi lokal, menggali sejarah pertanian Nusantara, memahami proses pascapanen, hingga menguasai teknik pelayanan pelanggan dan pengoperasian mesin kasir.

Di ARTJOG 2025, Dorothea hadir bukan sekadar penjual minuman. Ia menampilkan dirinya sebagai seniman yang meracik rasa dan cerita di stand Murakabi Movement "Tanah Air Beta".

Presentasi ini merupakan manifesto Murakabi yang memandang "Tanah Air" sebagai ruang hidup bersama yang harus dikembangkan dan diuji ulang.

Istilah "Beta" sendiri merujuk pada generasi yang lahir antara 2025 dan 2039, yaitu generasi sesudah Alpha, yang akan hidup di dunia yang didominasi kecerdasan buatan dan harus merumuskan kembali hubungan mereka dengan bumi, air, dan sesama.

Namun, "Beta" juga berarti "versi yang belum selesai," merefleksikan arah Indonesia pasca-1945 yang kerap berubah-ubah. Dengan demikian, "Tanah Air Beta" bukan sekadar karya seni visual, melainkan metafora untuk ruang hidup dan belajar bersama, di mana praksis seni Murakabi berfokus pada pengkajian dan pembangunan ulang relasi manusia Indonesia dengan tanah (dan) airnya.

Dorothea menghadirkan pengalaman minum teh dan kopi sebagai bagian dari karya seni performatif. Setiap cangkir seduhan yang ia sajikan mengandung narasi mendalam tentang tanah, petani, proses, dan perasaan.

"Aku ingin orang tahu bahwa teh dan kopi bukan cuma soal rasa. Ada banyak kisah di baliknya, dari para petani hingga cara kita menyajikannya dengan hormat," tutur Dorothea, Kamis 17 Juli 2025 saat ditemui di stand kecilnya yang selalu ramai pengunjung.

Selama delapan bulan terakhir, ia telah mengikuti pelatihan informal di sebuah komunitas belajar ken wiki koperasi, berinteraksi langsung dengan petani, dan bahkan mulai bereksperimen dengan kudapan pendamping yang terinspirasi dari cita rasa lokal. Semua ini merupakan bagian dari praktik belajar yang terintegrasi dengan lingkungan, sebuah pendekatan khas dari Sanggar Anak Alam, sekolah berbasis komunitas tempatnya menimba ilmu.

 

Foto Di usianya yang baru 14 tahun, Dorothea menjadi salah satu barista termuda yang berpartisipasi dalam pameran seni tahunan bergengsi  ARTJOG 2025. (Foto: Febi/Ketik)Di usianya yang baru 14 tahun, Dorothea menjadi salah satu barista termuda yang berpartisipasi dalam pameran seni tahunan bergengsi ARTJOG 2025. (Foto: Febi/Ketik)



Kehadiran Dorothea di ARTJOG lebih dari sekadar sensasi anak muda yang tampil beda. Ia menunjukkan bahwa seni tidak melulu berbentuk visual; rasa, aroma, dan interaksi juga bisa menjadi medium ekspresi yang kuat.

Kehadirannya menjadi pengingat bahwa regenerasi pelaku seni dan budaya dapat dimulai dari ruang-ruang kecil, dari anak-anak yang diberi kesempatan untuk tumbuh dengan rasa ingin tahu dan cinta pada akar budaya.

ARTJOG 2025 masih akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi racikan tangan Dorothea dan menyelami cerita di balik setiap cangkir, serta bertemu langsung dengan barista muda, peracik rasa, dan seniman yang sedang tumbuh bersama cita rasa lokal Indonesia ini.

Untuk diketahui ARTJOG 2025  diselenggarakan mulai 20 Juni sampai 31 Agustus 2025 di Jogja National Museum, Yogyakarta, dengan mengangkat tema Motif: Amalan.

Selain pameran seni rupa, ARTJOG 2025 Motif: Amalan juga menawarkan berbagai pengalaman menikmati dan merayakan seni melalui program-program pendukung seperti Curatorial Tour, Meet The Artist, performa. (*)

Tombol Google News

Tags:

ARTJOG 2025 Dorothea Paskalia Barista Muda SMP Sanggar Anak Alam Yogyakarta Murakabi Movement Tanah Air Beta Seni Kuliner Teh dan Kopi Lokal Gen Beta pameran seni Jogja National Museum