Dinkes Sleman Peringatkan Bahaya Leptospirosis, 74 Kasus Positif dan 5 Meninggal Akibat Keterlambatan Berobat

6 Oktober 2025 07:00 6 Okt 2025 07:00

Thumbnail Dinkes Sleman Peringatkan Bahaya Leptospirosis, 74 Kasus Positif dan 5 Meninggal Akibat Keterlambatan Berobat
Himbauan Dinkes Sleman. (Foto: Dinkes Sleman for Ketik)

KETIK, SLEMAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mendesak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan ekstra terhadap penyakit ditularkan oleh vektor tikus. Hal ini enyusul temuan 74 kasus positif leptospirosis hngga saat di wilayah tersebut.

Sayangnya, lima orang dari jumlah tersebut dilaporkan meninggal dunia setelah melalui proses audit. Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sleman, dr Khamidah Yuliati, MMR, mengungkapkan terkait risiko virus itu.

Ia menjelaskan, bahwa keterlambatan pasien untuk berobat adalah faktor utama yang menyebabkan kasus-kasus tersebut berujung fatal.

Foto Trend Leptopisrosis di wilayah Sleman. (Foto: Dinkes Sleman for Ketik)Trend Leptopisrosis di wilayah Sleman. (Foto: Dinkes Sleman for Ketik)

"Lima kasus kematian yang sudah kami audit sebagian besar disebabkan oleh penanganan medis yang terlambat," jelas dr Khamidah, Minggu, 5 Oktober 2025.

Dtambahan, faktor risiko yang memperberat kondisi pasien juga seringkali melibatkan usia lansia dan adanya penyakit komorbid atau penyerta yang memperburuk respons tubuh terhadap infeksi.

Kenali Gejala Awal dan Jangan Tunggu Tanda Lanjut

Dr Khamidah menekankan pentingnya respons cepat begitu merasakan gejala. Masyarakat diimbau untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala khas, terutama setelah beraktivitas di lingkungan yang berpotensi terkontaminasi kencing tikus, seperti area banjir, got, atau persawahan.

Gejala awal yang perlu diwaspadai meliputi: Demam tinggi, lemas, lesu, dan kelelahan, otot betis sakit dan pegal-pegal yang intens (gejala khas), Bisa juga disertai mual, muntah, dan sedikit buang air kecil (BAKnya).

"Jika merasakan gejala khas seperti demam disertai sakit dan pegal di otot betis, segera ke dokter atau Puskesmas. Sampaikan gejala tersebut secara spesifik," tegasnya.

Ia mengingatkan, jangan pernah menunggu hingga muncul gejala kuning pada mata, kuku, atau kulit.

"Gejala kuning adalah tanda penyakit sudah menuju tahap lanjut. Keterlambatan penanganan di fase ini sangat berisiko tinggi," tambahnya.

Imbauan Pencegahan: Jaga Sanitasi dan Lindungi Diri

Untuk mencegah penyebaran leptospirosis, yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, serta penyakit tular tikus lainnya seperti Hantavirus, dr Khamidah memberikan imbauan pencegahan konkret yang harus diterapkan masyarakat. 

Ditegaskan, Dinkes Sleman berharap peningkatan kewaspadaan dan respons cepat dari masyarakat dapat menekan angka kasus positif maupun fatalitas akibat leptospirosis di masa mendatang. (*)

Tombol Google News

Tags:

Leptospirosis Penyakit Kencing Tikus Dinas Kesehatan Sleman dr Khamidah Yuliati Gejala Awal Pencegahan Penanganan Medis kematian Kasus Positif Penyakit Tular Tikus Pemkab Sleman