KETIK, SURABAYA – Wage Rudolf Soepratman atau W.R. Soepratman merupakan pelopor pencipta lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Ia lahir pada tahun 9 Maret 1903, di Jatinegara, Jakarta. Beliau meninggal dunia pada 17 Agustus 1938, di Jalan Mangga 21 Surabaya. Pemakaman terletak di Jalan Kenjeran, Rangkah Surabaya. Makam tersebut menjadikan sebuah tempat peristirahat terakhir.
Bedasarkan tulisan sejarah pada Museum W.R. Soepratman, saat menjelang hari terakhir menjadi salah satu anggota pandu Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), W.R Soeprateman melantunkan lagu karyanya yang berjudul "Matahari Terbit" dan ditayangkan secara langsung oleh Radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep) di Jalan Embong Malang Surabaya. Ia kemudian ditangkap oleh Politieke Inlichtingen Dienst (PID) dan dipenjara di Penjara Kalisosok, Surabaya.
Karena kesehatan yang semakin menurun saat di dalam tahanan, PID memberikan izin kepada W.R. Soepratman untuk dipulangkan ke rumahnya di Jalan Mangga 21 Surabaya. W.R. Soepratman menjalani masa-masa sepinya di rumah tersebut sembari dirawat oleh saudara-saudaranya.
Perjalanan hidup Wage Rudolf Soepratman (1903–1938) - dari jurnalis hingga menjadi pencipta lagu Kebangsaan Indonesia Raya, warisan abadi bagi bangsa. (Foto: Billy Reksodikromo/Ketik)
Pada Rabu, sekitar pukul 12 malam, 17 Agustus 1938, W.R. Soepratman meninggal dunia. Sang komponis ini dimakamkan di pemakaman umum Kapasan di Jalan Tambak Segaran Wetan Surabaya. Menurut Arief, pihak keluarga W.R. Soepratman dan Pemerintah, menuntut pemindahan ke pemakaman khusus.
"Sebelum makam ini dipindahkan ke lokasi khusus untuk Makam W.R Soepratman, beliau berada di makam umum. Karena adanya usulan pemindahan dari pihak keluarga dan Pemerintah Kota Surabaya, maka akhirnya pindah ke lokasi khusus," ujar Achmad Syaifuna Arief, staf Museum WR Soepratman saat diwawancarai secara khusus oleh Ketik pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Tempat pemakaman W.R. Soepratman terbilang cukup ramai sekali pada saat hari besar kemerdekaan dan hari pahlawan. Selain banyak yang dikunjungi tempat tersebut beberapa bangunan sejarah seperti adanya lirik 3 stanza lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Papan sejarah W.R. Soepratman, dan pemakaman W.R. Soepratman bentuk biola.
Makam W.R. Soepratman - Menunjukan sang pencipta lagu Kebangsaan Indonesia Raya dengan ukiran notasi lagu kebangsaan yang terus bergema di hati bangsa. (Foto: Billy Reksodikromo/Ketik)
"Setiap pada tanggal 17 Agustus banyak komunitas yang melaksanakan upacara seperti komunitas vespa," ujar Achmad.
Sayangnya, lokasi makam yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) menjadi membuat suasana khidmat para peziarah yang sedang berdoa menjadi terganggu.
Pihak keluarga W.R. Soepratman sudah mengajukan usulan untuk pemindahan TPS agar tidak lagi berdekatan dengan makam sang tokoh bangsa ini.
"Harapannya dari pemerintah untuk adanya pemindahan TPS demi kenyamanan para pengunjung," tutur Achmad. (*)