KETIK, SAMPANG – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, diwarnai sorotan tajam dari kalangan ulama. Hal itu menyusul keterlibatan komunitas waria dalam lomba gerak jalan yang digelar untuk memeriahkan momen kebangsaan tersebut.
Wakil Katib Syuriyah PCNU Sampang, Rahmatullah, menyayangkan keterlibatan waria dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan yang seharusnya mencerminkan nilai kebangsaan dan persatuan itu tidak semestinya diikuti oleh kelompok dengan penampilan yang dinilai bertentangan dengan norma agama maupun budaya.
"Saya sangat tidak setuju kegiatan kebangsaan seperti ini diikuti oleh waria. Apalagi, tahun-tahun sebelumnya para kiai sudah memberikan teguran agar hal serupa tidak terulang kembali. Namun kenyataannya masih terjadi lagi," ujar Rahmatullah yang akrab disapa Gus Rahmat.
Ia menegaskan, kekhawatiran semakin besar ketika penampilan para waria mengenakan seragam yang dianggap seksi di hadapan masyarakat luas, termasuk anak-anak. Menurutnya, hal itu bisa menimbulkan kesan bahwa perilaku menyimpang tersebut dibenarkan.
"Khawatir tampilnya waria dengan memakai seragam seksi di acara yang disaksikan masyarakat, khususnya anak-anak, memberikan kesan bahwa perilaku mereka dianggap wajar. Padahal jelas itu bertentangan dengan norma agama dan adat," tegasnya. Senin, 1 September 2025.
Lebih jauh, Gus Rahmat mengingatkan bahaya normalisasi perilaku yang bertolak belakang dengan ajaran agama dan budaya lokal. Ia menilai, jika hal tersebut dianggap lumrah, masyarakat berpotensi salah menilai sehingga perilaku serupa dapat ditiru dan semakin meluas.
"Yang paling berbahaya itu ketika perilaku yang melanggar norma dan budaya dinormalisasi oleh masyarakat. Apalagi yang menonton banyak anak-anak kecil," pungkasnya.(*)
