KETIK, PALEMBANG – Duka mendalam dirasakan oleh Adi Rosadi, suami dari mendiang Anti Puspita Sari (23), korban pembunuhan yang ditemukan tewas mengenaskan di salah satu kamar hotel di kawasan Jalan Perintis Kemerdekaan, Palembang, beberapa waktu lalu.
Adi mengaku tak menyangka bahwa istrinya, yang diketahui tengah mengandung satu bulan, akan pergi untuk selamanya dengan cara tragis.
“Saya tidak menyangka istri saya yang sedang hamil satu bulan akan meninggal dengan cara seperti ini,” ungkap Adi dengan suara bergetar saat ditemui di Pemakaman pada Selasa 14 Oktober 2025.
Adi mengenang awal pertemuannya dengan Anti yang terjadi pada tahun 2023 melalui seorang rekan kerja. Dari perkenalan singkat itu, keduanya cepat akrab dan memutuskan untuk berpacaran. Hubungan mereka pun berkembang pesat hingga akhirnya bertunangan dan menikah, semuanya berlangsung dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
“Saya bahagia menikah dengannya. Kami juga sudah dikaruniai satu anak laki-laki bernama Muhammad Gisian Alfanda,” ujarnya.
Namun kini, kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan mendalam. Adi menuturkan, anak mereka sering menangis memanggil ibunya setiap kali ia tidak berada di rumah.
“Anak saya selalu menangis mencari ibunya. Kalau saya tidak ada di rumah, dia rewel dan tidak nyaman. Baru tenang saat saya pulang,” tutur Adi dengan mata berkaca-kaca.
Ia mengaku masih teringat jelas momen kebersamaannya dengan sang istri. Mereka sering menghabiskan waktu bersama saat dirinya libur kerja.
“Kalau saya libur, saya selalu ajak istri dan anak jalan-jalan, ke rumah orang tua, naik odong-odong, atau ke mal. Istri saya orangnya manja, selalu ingin dekat saya kalau saya libur,” kenangnya.
Namun beberapa hari sebelum kejadian, Adi mengaku merasakan perubahan pada diri sang istri. Anti terlihat murung dan lesu, berbeda dari biasanya yang ceria.
“Terakhir dia sempat antar saya kerja. Tidak ada rasa curiga, tapi saya merasa ada yang berbeda. Dia terlihat lesu, dari pagi sampai siang sering tidur,” kata Adi.
Pada hari nahas itu, sang istri tak memberi kabar seperti biasanya.
“Biasanya kalau sudah pulang, dia kabari saya. Tapi malam itu ponselnya tidak aktif. Saya kira dia sedang di rumah temannya. Sampai akhirnya saya dikabari mertua bahwa istri saya meninggal dunia,” ujarnya lirih.
Kini, Adi hanya bisa berharap pelaku pembunuhan istrinya segera ditangkap dan dihukum seadil-adilnya.
Ia juga berusaha tegar demi sang buah hati yang masih kecil dan belum sepenuhnya mengerti kehilangan besar yang menimpa mereka.