KETIK, BANDUNG – Indonesia tahun ini menjadi negara peringkat pertama di Asia Tenggara dalam produksi beras terbesar atau peringkat kedua di dunia setelah Brazil.
United States Department of Agriculture (USDA) Rice Outlook paada April 2025 memprediksi tahun ini Indonesia mampu memproduksi 40 juta ton beras, naik dari tahun lalu yang sebesar 35 juta ton. Angka dari USDA ini menjadikan Indonesia menduduki peringkat pertama di ASEAN. Sementara Vietnam di peringkat kedua dan Thailand peringkat ketiga.
Sementara Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia di bawah Perserikanan Bangsa-bangsa (PBB) Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), memprediksi produksi beras Indonesia tahun ini mencapai 35,6 juta ton, menjadi peringkat kedua di dunia setelah Brazil.
Prediksi dari kedua badan dunia itu, dengan stok beras Indonesia yang diprediksi mencapai 5 juta ton tahun ini, merupakan tertinggi dan mencetak rekor sejarah Indonesia sejak terakhir tahun 1969 silam.
Untuk itu di akhir tahun 2025 di mana tersisa watu 70 hari, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman merasa haqqul yaqin swasembada beras bisa tercapai dalam satu tahun sejak dirinya dilantik Presiden Prabowo dengan produksi beras 40 juta ton. Hebatnya lagi, swasembada beras ini tercapai dalam waktu 1 tahun dengan hasil produksi tertinggi.
"Surplus 5 juta ton dari tahun 2024 yang menghasilkan 35 juta ton. Kita berhasil swasembada pangan khusus beras," sebut Mentan, saat menghadiri Simposium Gerakan Ekonomi Rakyat Pembentukan Kelompok Usaha Gotong Royong DPP GP Ansor/Banser, di Grand Sunshine Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu 18 Oktober 2025.
Dengan prestasi Indonesia ini, kata Amran, banyak negara di dunia yang berkunjung ke Indonesia untuk belajar. Dalam dua minggu saja, ada 6 negara yang berkunjung ke Kementerian Pertanian. Malaysia, Jepang, Selandia Baru, Kanada, Chili, Belarus, dan Palestina. "Kita sudah bantu Palestina dengan 10 ribu ton beras," ujar Amran.(*)