KETIK, SURABAYA – Suasana santai namun sarat makna mewarnai kegiatan Talk Show Kebangsaan yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur, Rabu (17/12/2025) sore.
Bertempat di halaman Kantor Bakesbangpol Jatim, Jalan Putat Indah No. 1 Surabaya, acara ini dikemas dengan gaya cangkruan, menghadirkan dialog kebangsaan yang hangat, terbuka, dan membumi.
Kegiatan yang berlangsung pukul 15.30–17.30 WIB tersebut diikuti 143 peserta, terdiri dari 100 anggota Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) dan 43 anggota Menwa. Peserta tampil serasi mengenakan batik dipadu baret IARMI serta PDH Menwa, menambah nuansa kebangsaan yang kuat.
Hadir sebagai narasumber utama, Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur, Eddy Supriyanto, Ketua DPP IARMI Jawa Timur, Agung Subagyo, serta Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto.
Sebelum mulai foto bersama karena suasana di area terbuka dan sebelum petang, masih ada cahaya untuk mengabadikan kebersamaan. (Foto: Sutrjo, RC/Ketik.com)
Dalam sambutannya, Eddy Supriyanto menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan yang memiliki wawasan kebangsaan. Menurutnya, IARMI merupakan mitra strategis pemerintah dalam menjaga keutuhan bangsa.
“Sinergi dengan ormas seperti IARMI sangat penting. Saya berharap IARMI tetap utuh, solid, mampu menjaga kesatuan, kerukunan, keamanan, dan ketertiban, serta ikut membantu pemerintah dalam berbagai bidang,” ujar Eddy.
Eddy juga mengapresiasi konsep cangkruan yang diterapkan dalam talk show ini. Dengan suasana santai, peserta diperbolehkan berjalan mengambil makanan dan minuman, namun tetap fokus mengikuti materi.
“Ini cangkruan, tapi bukan sekadar santai. Pikiran tetap harus fokus karena materinya penting, terutama terkait kebangsaan dan kebencanaan,” tambahnya.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah potensi bencana di Jawa Timur yang tergolong tinggi, termasuk adanya ancaman bibit siklon dan berbagai bencana hidrometeorologi lainnya. Eddy menekankan bahwa tugas sosialisasi dan edukasi kebencanaan bukan hanya milik pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto, mengingatkan bahwa masyarakat Jawa Timur harus selalu waspada terhadap potensi bencana yang ada.
“Banyak potensi bencana di Jawa Timur. Kita harus saling mengingatkan, meningkatkan kewaspadaan, dan melakukan upaya pencegahan serta pengurangan risiko bencana,” tegas Gatot.
Ia juga menyoroti pentingnya peran komunitas dan relawan kebencanaan. Menurutnya, keberadaan berbagai kelompok relawan yang tergabung dalam jejaring seperti SRPB (Sekretariat bersama Relawan Penanggulangan Bencana) menjadi kekuatan besar dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat.
“Dengan adanya komunitas, kita bisa saling mengingatkan dan bergerak bersama. Wilayah kita memang rawan bencana, tapi dengan kesiapsiagaan, risiko bisa ditekan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPP IARMI Jawa Timur, Agung Subagyo, menekankan potensi besar yang dimiliki IARMI sebagai organisasi yang beranggotakan alumni Resimen Mahasiswa berlatar belakang pendidikan tinggi.
“IARMI adalah organisasi dengan potensi luar biasa. Anggotanya lulusan perguruan tinggi, sangat prospektif untuk terlibat dalam pencegahan dan penanggulangan bencana,” ungkap Agung.
Ia mengingatkan pentingnya soliditas internal organisasi sebagai kunci kekuatan. “IARMI harus bersatu dan solid, bersama kita bisa, bercerai-berai kita jatuh. Kesiapsiagaan bencana bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas kita semua,” pungkasnya.
Melalui talk show bergaya cangkruan ini, Bakesbangpol Jatim berharap semangat kebangsaan, kebersamaan, dan kesiapsiagaan bencana semakin menguat di kalangan IARMI dan Menwa, sekaligus menjadi contoh kolaborasi positif antara pemerintah dan elemen masyarakat dalam menjaga Jawa Timur yang aman, rukun, dan tangguh menghadapi bencana. (*)
