KETIK, SURABAYA – Batik sering disebut sebagai warisan budaya khas Indonesia, bahkan telah diakui UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity pada tahun 2009. Namun, jejak batik ternyata jauh melintasi batas negara.
Selain Indonesia, batik juga hidup dan berkembang di berbagai negara dengan ciri khasnya masing-masing.
Malaysia
Meski sering berseteru soal klaim budaya, Indonesia dan Malaysia sama-sama memiliki tradisi batik. Bedanya, batik Malaysia lebih sederhana, dengan motif bunga dan daun berukuran besar, tidak serumit batik Indonesia yang kaya detail.
Thailand
Batik dikenal di Thailand sejak kunjungan Raja Chulalongkorn (Rama V, 1853–1910) ke Jawa pada tahun 1896. Koleksi batik dari masa itu masih tersimpan rapi di Grand Palace, Bangkok, dan menjadi bukti hubungan budaya lintas negara.
Afrika
Dikutip dari website Global Mamas, Batik masuk ke Afrika Barat pada pertengahan abad ke-19 lewat orang Belanda Hitam yang pernah bertugas di Indonesia. Dari sana, batik berkembang menjadi medium ekspresi dan komunikasi, dengan motif abstrak geometris hingga figuratif khas Afrika.
Tiongkok
Tradisi batik di Tiongkok berakar sejak abad ke-6 dan masih dilestarikan oleh suku Miao (Hmong), Bouyei, dan Gejia. Motif yang sering muncul antara lain naga, bunga teratai, kupu-kupu, hingga awan. Migrasi suku Miao bahkan membuat tradisi batik tersebar hingga Asia Tenggara.
Sri Lanka
Batik masuk ke Sri Lanka melalui Belanda yang membawanya dari Indonesia. Para pengrajin setempat kemudian mengembangkan gaya sendiri dengan palet warna kaya, serta desain yang menggambarkan alam, mitologi, hingga kehidupan sehari-hari.
Batik memang tumbuh di banyak negara dengan ciri khas masing-masing, tapi Indonesia tetap menjadi pusat dan rumah utama tempat batik berkembang dan dicintai hingga kini. (*)