KETIK, MALANG –
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang menggelar sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah bagi para cash handler.
Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat agar tetap layak dan bernilai.
Kepala BI Malang, Febrina, menjelaskan bahwa masyarakat perlu mengenali karakter dan desain uang rupiah sebagai wujud rasa cinta terhadap mata uang nasional. Caranya sederhana—dengan tidak mencoret, melipat, meremas, atau membasahi uang saat digunakan.
"Peserta juga dibekali pengetahuan mengenai ciri-ciri keaslian Rupiah dan langkah-langkah penanggulangan terhadap uang yang diragukan keasliannya," ujarnya, Kamis, 13 November 2025.
Sementara itu, rasa bangga terhadap rupiah bisa diwujudkan dengan menyadari bahwa rupiah adalah alat pembayaran sah sekaligus simbol kedaulatan negara.
Adapun makna paham rupiah, lanjut Febrina, yaitu memahami peran dan fungsi rupiah dalam perekonomian nasional agar masyarakat bisa menggunakannya dengan bijak.
"Peserta juga diberikan edukasi untuk menggunakan rupiah secara bijak dalam transaksi tunai dan non tunai. Mengutamakan pembelian produk dalam negeri guna mendukung ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional," lanjutnya.
Febrina menjelaskan bahwa BI Malang berkomitmen untuk konsisten dalam mengedukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Terlebih pertumbuhan uang rupiah fisik cenderung lebih lambat dibandingkan dengan digitalisasi.
"Jadi digitalisasi sistem pembayaran yang naik. Terutama di retailer dan anak-anak muda sekarang yang cashless. Mereka tidak banyak bawa uang rupiah cash," ujarnya.
Saat ini pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur cenderung tinggi di angka 5,22 persen. Namun capaian ini dinilai sedikit lambat dibandingkan dengan triwulan 2 yang mencapai 5,23 persen.
"Bedanya cuma 0,01 persen. Tapi sinyal bahwa di triwulan 3 itu kita masih tumbuh sangat kuat dibandingkan national wide yang 5,04 persen. Pertumbuhan ekonomi didukung export yang masih tinggi dan juga investasi yang masih berlanjut sampai dengan saat ini," tegasnya.
