KETIK, SURABAYA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kejadian bencana yang terjadi hingga Senin pagi, 3 November 2025. Sejumlah daerah di Indonesia diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Bencana banjir menjadi peristiwa yang paling banyak tercatat pada awal pekan bulan November ini.
Dari Provinsi Jawa Timur, dilaporkan bahwa banjir melanda sembilan desa di lima kecamatan di Kabupaten Lumajang, meliputi Jatiroto, Rowokangkung, Sukodono, Lumajang, dan Candipuro. Banjir yang terjadi pada Jumat, 31 Oktober 2025 disebabkan oleh tingginya curah hujan yang membuat Sungai Bondoyudo meluap dan menggenangi pemukiman warga.
Akibatnya, 1.228 KK terdampak, 20 hektar sawah tergenang, serta empat akses desa terendam. Namun, pada Minggu, 2 November 2025, banjir telah surut dan debit Sungai Menjangan kembali normal.
Masih di wilayah Jawa Timur, banjir juga terjadi di Desa Sumberagung, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember. Peristiwa ini dipicu hujan berintensitas sedang di wilayah Jember, ditambah kiriman air dari Sungai Jatiroto di Kabupaten Lumajang yang menyebabkan debit Sungai Uling meningkat hingga meluap ke area permukiman dan jalan dusun. Banjir tersebut berdampak pada 698 KK serta sejumlah lahan persawahan. Beruntung, pada Minggu, 2 Oktober 2025 banjir dilaporkan telah sepenuhnya surut.
Bergeser ke Jawa Barat, Kabupaten Bekasi dilanda banjir akibat hujan lebat, kiriman air dari hulu sungai, dan saluran drainase yang kurang memadai sehingga Kali Cikarang meluap dan tanggul jebol. Banjir merendam tujuh kecamatan, yakni Serang Baru, Cikarang Utara, Sukatani, Cikarang Selatan, Cikarang Barat, Karangbahagia, dan Cibitung, dengan ketinggian air 20–140 cm, berdampak pada 3.548 jiwa.
Sebanyak 712 KK atau 1.382 jiwa mengungsi ke beberapa titik, antara lain Kampung Blokang, Perumahan Taman Bali Kahuripan, Lapangan Jabon, dan TPQ Fadlulloh. Pada Minggu, 2 November 2025, genangan di enam kecamatan telah surut, sementara di Sukatani mulai berangsur, dengan BPBD Kabupaten Bekasi berkoordinasi melakukan pendataan dan penyedotan air di lokasi terdampak.
Di Kabupaten Bandung, hujan lebat pada Sabtu, 1 November 2025 menyebabkan kenaikan debit Sungai Citarum, Cikapundung, Cipalasari, dan Cigede, hingga meluap dan menimbulkan banjir di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot dengan ketinggian 10–100 cm. Banjir ini berdampak pada 343 jiwa, dengan 24 orang mengungsi di penampungan Desa Dayeuhkolot. Hingga Minggu, 2 November 2025, banjir di Desa Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, dilaporkan belum surut.
Hujan lebat selama tiga jam pada Sabtu, 1 November 2025 juga melanda Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, menyebabkan banjir di pemukiman Gampong Alue Sentang, Kecamatan Birem Bayeun, dengan ketinggian air 20–50 cm. Sebanyak 55 KK terdampak, dan BPBD setempat bergerak ke lokasi untuk pendataan dan koordinasi, sementara banjir dilaporkan masih berlangsung.
Dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi selama musim hujan, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem lainnya.
“Beberapa langkah kesiapsiagaan yang dianjurkan antara lain memangkas pohon-pohon yang rapuh atau berpotensi tumbang, memeriksa kekuatan struktur bangunan, serta menyimpan dokumen penting dan peralatan elektronik di tempat aman. Masyarakat juga disarankan menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan dasar untuk minimal tiga hari, serta rutin memantau prakiraan cuaca dari sumber resmi dan terpercaya,” ujarnya.
Abdul Muhari juga menegaskan apabila hujan lebat terjadi dengan durasi lebih dari satu jam, masyarakat sebaiknya segera bersiap melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman untuk meminimalkan risiko. Selain itu, koordinasi dengan aparat desa, RT/RW, dan BPBD setempat menjadi kunci dalam memastikan respons cepat dan tertib saat menghadapi bencana. (*)
