KETIK, SURABAYA – Pelatih Timo Scheunemann senang saat ini sepak bola putri mulai banyak yang melirik dan peminat. Hal ini ia sampaikan usai menyaksikan turnamen sepak bola putri di Surabaya.
"Intinya sudah bagus sekali karena ini tahun pertama (turnamen) dilakukan, kualitasnya di atas yang saya prediksi dan senang sekali melihatnya karena ini hasil kerja keras kami di bawah," ungkapnya.
Ia kemudian sedikit bercerita bagaimana memulai mengembangkan sepak bola putri dengan modal semangat dan pantang menyerah.
"Kami datangi sekolah-sekolah supaya mereka mau main bola, dan itu enggak mudah. Itu yang orang-orang kurang paham. Bahwa selama setahun lebih kami mendatangi sekolah-sekolah, instansi, dan lain-lain," lanjutnya.
Pelatih Timnas Indonesia Putri U-16 itu melanjutkan, kini jerih payahnya dan semua orang yang mendukung pengembangan sepak bola putri mulai menuai hasil.
Kendati belum maksimal, namun di Kudus peminat sepak bola putri mulai terlihat antusiasnya. Ia mengatakan, tiga tahun lalu masih satu anak perempuan yang bermain sepak bola.
"Sekarang 2.200 itu hanya Kudus dan sekitarnya. Di Jakarta, kami sudah datangi instansi, rekomendasi ini-itu, mendatangi menjelaskan, hanya 20 sekolah yang ikut pertama kali, kedua kali 60-an sekolah. Kemarin 220 sekolah di Jakarta," ceritanya.
Pertumbuhan minat sepak bola putri yang meningkat inilah yang membuat Coach Timo senang sekaligus mengaku mulai kewalahan karena dibutuhkan tambahan tim.
Selain itu memberlakukan sistem berjenjang juga membuat pengembangan sepak bola putri lebih tertata.
"Jadi kami sudah berjenjangnya itu sudah luar biasa dari U-10, U-12 antar SD (mainnya 7 lawan 7). U-15 antar SMP supaya SSB-nya semakin banyak, SSB putri ini semakin banyak. Kemudian U-18 itu 9 lawan 9, U-18 sudah 11 lawan 11. Kemudian Campus League, sudah ada Campus," bebernya.
Ia berharap tren positif pengembangan sepak bola putri terus tumbuh, sehingga akhirnya memunculkan pemain-pemain berbakat untuk membela Timnas Indonesia Putri. (*)
