KETIK, SIDOARJO – Langkah mitigasi banjir di kawasan Kecamatan Kota Sidoarjo terus berlanjut. Minggu pagi (23 November 2025), Bupati Sidoarjo Subandi mendatangi lagi beberapa titik. Masyarakat menyampaikan berbagai keluhan. Tentu saja, mereka juga berharap Pemkab Sidoarjo memberikan solusi. Mereka pun diajak pula berpartisipasi.
Salah satu tujuan inspeksi Bupati Subandi adalah Desa Banjarpoh, Kecamatan Sidoarjo. Tiba sekitar pukul 09.30, Bupati Subandi sudah ditunggu warga. Ada yang sambil ngopi. Ada pula yang terlihat tengah mengamati kondisi sungai setempat. Sungai itu dikenal dengan Avfour Sidokare.
Kondisi badan sungai di Avfour Sidokare yang berbelok di Desa Banjarpoh, Kecamatan Sidoarjo. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)
Di badan sungai terlihat pendangkalan. Sedimentasi di sebelah selatan memicu air meluap ke sisi utara sungai. Di sanalah permukiman padat masyarakat. Pada Rabu (19 November 2025) lalu, Afvour Sidokare meluap.
Banyak sampah di sungai menumpuk di Jembatan Kuthuk, Jalan Diponegoro. Sungai-sungai kecil di Desa Sepande juga dipenuhi sampah. Begitu pula saluran air di sepanjang Jalan Sepande tertutup. Air menggenang di mana-mana. Termasuk, Desa Banjarpoh.
Masyarakat Banjarpoh Siap Kerja Bakti
Ketua RT 13 RW 06 Desa Banjarpoh Abdul Majid mengatakan, saat itu tinggi genangan air mencapai sekitar 50 cm di pinggir sungai. Jalan pun ditutup. Air masuk hingga ke permukiman. Bersama warganya, Abdul Majid berharap segera ada solusi.
”Sungainya sudah seperti ini, Pak. Kami perlu solusinya,” ungkap Abdul Majid kepada Bupati Subandi yang didampingi oleh Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Dwi Eko Saptono.
”Iya, Pak. Biasanya banjir nggak setinggi itu. Ini ada yang sampai 70 cm,” timpal warga lainnya.
Bupati Subandi terlihat berbincang dengan Dwi Eko Saptono. Bagaimana merespons keluhan warga Desa Banjarpoh ini. Setelah itu, Bupati Subandi meminta Dwi Eko Saptono mengerahkan alat berat ekskavator ke Afvour Sidoakare. Tujuannya mengeruk lumpur di dalam sungai.
”Kami usahakan sekitar dua minggu lagi sudah ada aktivitas di Afvour Sidokare ini,” ungkap Bupati Subandi.
”Dikeruk, Pak, sungainya,” ungkap warga.
Masyarakat terlihat bersemangat. Mereka merespon gembira rencana pengerukan sungai itu. Abdul Majid pun segera menggenggam tangan Bupati Subandi. Dia juga memegang pundaknya.
”Alhamdulillah, Pak. Kami tunggu dua minggu lagi,” kata Abdul Majid.
Bupati Sidoarjo Subandi berbincang dengan Ketua RT 13 RW 06 dan warga Desa Banjarpoh, Kecamatan Kota Sidoarjo, di pinggir Afvour Sidokare pada Minggu (23 November 2025). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)
Bupati Subandi meminta Abdul Majid mengajak warganya untuk bekerja bakti menjaga lingkungan. Membersihkan saluran air di kampung. Tidak membuang sampah di sungai. Sebab, upaya mengatasi banjir tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah. Perlu dukungan masyarakat.
”Tolong ajak warganya kerja bakti ya,” uja Bupati Subandi.
Abdul Majid pun menyatakan, ”Siyaaaap, Abah,” dengan penuh semangat. Dia berteriak, ”Bapak-Bapak, dua minggu lagi sungainya mau dikeruk. Kita kerja bakti,” serunya.
Abdul Majid juga mendoakan Bupati Subandi agar selalu diberi kesehatan dan kelancaran dalam memimpin Kabupaten Sidoarjo.
”Sehat selalu Bah,” ucapnya.
Ketua RW III Lemah Putro Afifuddin, Bupati Subandi, Dwi Eko Saptono, dan Camat Kota Sidoarjo M. Aziz Muslim melihat kondisi Afvour Sidokare yang melewati Banjarpoh, Sidokare, Lemah Putro, Bluru Kidul, hingga ke muara. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)
Warga Lemah Putro Berterima Kasih
Dari Desa Banjarpoh, Bupati Subandi meluncur ke kawasan Jalan Jetis, dekat Kampung Batik Jetis. Perbatasan dengan Kelurahan Lemah Putro. Di atas jembatan sudah menunggu warga dan Ketua RW 3, Kelurahan Lemah Putro Afifuddin. Dia langsung menyampaikan keluhan tentang banjir Rabu lalu. Air menggenang sekitar 30 cm di jalanan. Yang masuk rumah lebih tinggi lagi.
”Dalam 10 tahun terakhir, baru kali ini airnya tinggi sekali,” ungkap Afifuddin.
Bupati Subandi menjelaskan, sebagian sungai di Kabupaten Sidoarjo sebenarnya merupakan wewenang Balai Besar Wilayah Sungai. Namun, daripada masyarakat kebanjiran, Pemkab Sidoarjo memilih turun tangan. Dinas PU Bina Marga Sidoarjo diperintahkan segera mengambil langkah.
”Kami sampaikan dua minggu lagi sudah ada kegiatan untuk mengatasi ini,” katanya.
Normalisasi Afvour Sidokare dilakukan dari hulu hingga hilir. Sebab, sudah 10 tahun, sungai itu tidak dinormalisasi. Mudah-mudahan, lanjut dia, sidak ke lokasi memberikan gambaran tentang tindakan-tindakan apa yang penting untuk mengatasi banjir. Debit air sungai bisa tertampung oleh sungai jika terjadi hujan deras.
Di antaranya, kesiapan pompa (boezem). Semua pompa dicek. Barangkali perlu tambahan volume yang lebih besar. Jangan sampai pas ada hujan lebat, pompa rusak. Itu yang bisa menyebabkan banjir di Kota Sidoarjo.
”Jadi, kalau terjadi hujan deras, pompa jalan, air bisa cepat surut,” jelas Bupati Subandi.
Ketua RW III Kelurahan Lemah Putro Afifuddin menyatakan berterima kasih atas kedatangan Bupati Subandi. Ada perhatian dari pemerintah daerah kepada warga dan wilayah Lemah Putro. Dia berharap rencana pengerukan sungai bisa berjalan lancar. Dia juga menyarankan Pemkab Sidoarjo untuk menormalisasi saluran di Jalan Diponegoro. Karena terhubung langsung dengan Lemah Putro.
”Intinya kami berterima kasih kepada Pak Bupati atas perhatiannya kepada masyarakat Lemah Putro,” ucap Afifuddin. (*)
