Kalah 2-3 atas tuan rumah Arab Saudi dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde 4 bukan berarti peluang Indonesia lolos secara otomatis sirna. Masih ada satu laga lagi melawan Irak. Menang dari Irak (12/10) minimal dengan dua gol sudah cukup bagi Indonesia menjaga peluang lolos, meskipun harus melalui babak play off.
Tapi jangan salah, andai bisa mengalahkan Irak dan Arab Saudi kalah dari Irak, sangat mungkin Indonesia akan menjadi juara grup atau lolos secara otomatis.
Kekalahan dari Arab Saudi banyak menyisakan pertanyaan, persoalan dan terkesan Patrick Kluivert adalah orang paling berdosa dan bertanggung jawab. Tak sedikit para pecinta sepakbola di tanah air yang menghujat Kluivert, bahkan dianggap pelatih gagal. Padahal kalau boleh jujur, ini bukan persoalan Indonesia yang kurang bagus tapi Arab Saudi jauh lebih siap dan tampil bagus, apalagi main dihadapan pendukungnya.
Sehingga, sangat tidak bijak jika Kluivert dianggap biang kerok atas kekalahan tersebut. Bahkan tidak sedikit para pecinta sepak bola yang menganggap Kluivert tempatnya salah. Mulai dari taktik yang dimainkan ataupun starting line up. Celakanya, banyak pula yang menyebut pemain yang tak layak masuk starting line up tetap dimainkan.
Ada tiga nama pemain yang dirujak netizen, yakni Beckham Putra, Yakub Sayuri, dan Mark Klok. Mereka dianggap tak layak dan sering melakukan blunder. Padahal Kluivert punya pertimbangan sendiri atas tiga pemain tersebut.
Kalau boleh jujur, ada beberapa faktor yang bisa menjadi faktor utama atas kekalahan dari Arab Saudi. Pertama, persiapan tim yang sangat tidak ideal serta ada beberapa pemain yang kondisinya tidak dalam performance terbaik. Kedua, Waktu berkumpul yang sangat mepet juga bisa menjadi salah satu penyebab membentuk kerangka tim yang kuat. Sementara tim lawan justru berbanding terbalik.
Lalu di mana kesalahan mutlak Kluivert? Tentu perlu pemikiran bijak dan tentunya cerdas dalam menyikapi persoalan ini. Toh lolos Piala Dunia sedang berproses dan tidak menutup kemungkinan bisa happy ending tanpa harus melalui babak play off. Tentu ini sangat disayangkan sekali. Di mana tim sedang berproses dan berjuang menuju mimpi lolos Piala Dunia justru sang juru taktik terus dihakimi. Ini akan menjadi pemandangan yang sangat tidak elok. Apalagi Kluivert belum genap 1 tahun melatih Indonesia.
Kalau hanya persoalan susunan pemain yang diturunkan tentu ini mutlak kewenangan pelatih, termasuk proses pergantian pemain. Taktik dan cara yang digunakan tidak serta merta berlangsung instan. Semua butuh proses. Bisa dibayangkan jika saja kemarin sampai kalah telak dari Arab Saudi, untungnya hanya kalah tipis dan peluang masih terbuka lebar. Masih ada waktu 90 menit melawan Irak untuk menyegel tiket lolos otomatis ataupun melalui babak play off.
Tanpa sadar kita tidak menyadari dan mencoba berpikir realistis. Menang melawan Arab Saudi di kandang bukan perkara mudah. Kita tidak boleh berpatokan pada dua laga sebelumnya, dimana Indonesia berhasil menahan imbang di laga away dan menang di laga home. Arab telah berubah, mulai dari cara bermain dan persiapan tim yang cukup lama. Pun demikian dengan faktor tuan rumah.
Pendeknya, melupakan kekalahan dan fokus melawan Irak adalah hal yang cukup realistis. Karena, tiga poin wajib diraih pada pertandingan lusa mendatang. Duni belum kiamat dan Indonesia masih punya peluang lolos. Tentu dukungan doa sangat dibutuhkan untuk Garuda agar bisa cetak sejarah sepakbola. Tak terkecuali menjadi rajanya sepakbola di asia tenggara.
Meraih mimpi lolos Pildun bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Semua bisa terjadi dan bola itu bundar. Hanya saja, peluangnya bisa dibilang berat yang berat, ringan ya ringan. Termasuk rekor buruk saat berjumpa dengan Irak. Hanya satu kata doa dan dukungan terutama suporter yang hadir di King Abdullah Sport City, Jeddah. Bravo sepakbola nasional.
*) Agus Riyanto merupakan jurnalis senior Ketik dan pecinta sepak bola.
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi.(*)