Indonesia Apes Diarsiteki Pelatih Asing?

29 Desember 2025 07:58 29 Des 2025 07:58

Thumbnail Indonesia Apes Diarsiteki Pelatih Asing?
Oleh: Agus Riyanto*

Kehadiran pelatih asing ke Indonesia diharapkan bisa membawa dampak positif atas perkembangan dan prestasi sepak Timnas.

PSSI pernah menggunakan jasa pelatih asing dan rata-rata berasal dari benua Eropa. Tapi sentuhan tangan dinginnya belum mampu membawa pulang tropi juara.

Hanya satu pelatih asing yang mampu mempersembahkan medali emas SEA Games Philipina 1991, yakni Anatholi Polosin dari Uni Soviet (baca Rusia).

Selebihnya, tak satupun yang mampu mempersembahkan tropi pasca Anatholi Polosin.

Sebut saja, Ivan Toplak (Serbia) 1993, Romano Matte (Italia) 1993-1996, Ivan Kolev (Bulgaria) 2001-2003, 2007, Alferd Riedle (Austria) 2010-1016, Jackson Tiago (Brasil) 2013, Luis Milla (Spanyol) 2017-2018), Shin Tae-yong (Korsel) 2020-2025, dan Patrick Kluivert (Belanda) 2025 (diputus kontrak).

Justru sebaliknya, tiga pelatih lokal mampu mempersembahkan tropi, antara lain, Indra Sjafri, Fahri Husaini, dan Bima Sakti.

Trio pelatih lokal tersebut mampu merebut  Piala AFF di kelompok umur yang berbeda. Tak terkecuali Indra Sjafri, merebut medali emas SEA Games Kamboja 2023. Tentu saja ini menjadi pembeda dan warna dalam dinamika sepak bola Indonesia.

Bahkan, untuk selevel Piala AFF dan SEA Games pun pelatih asing tak mampu berbuat banyak. Terakhir, banyak publik di tanah air berharap banyak kepada STY yang digadang-gadang bisa mengawinkan medali emas SEA Games dan Piala AFF. Faktanya, publik di tanah air hanya bisa kecewa.

Ironisnya, banyak pelatih asing sukses menangani tim-tim lain di kawasan Asia Tenggara. Alferd Riedle sukses di Vietnam, Phiter White sukses di Thailand.

Kedua pelatih tersebut juga pernah direkrut Indonesia, tapi gagal mempersembahkan tropi. Tentu ini menjadi tanda tanya besar. Kutukan, apes, tidak berjodoh atau pelatihnya kurang berkualitas.

Mengapa pelatih lokal lebih berjaya? 

1. Komunikasi dan adaptasi dengan pemain berjalan baik

Publik di tanah air tentu tak akan pernah melupakan dua sosok pelatih ini, yaitu Sinyo Aliandu dan Berjte Matuapelwa. Dua pelatih lokal ini berhasil membawa Timnas lolos Asian Games Seoul 1988 dan hampir lolos Pildun 1986.

Ini salah satu contoh bagaimana sosok pelatih yang mampu mengemban tugas dengan baik. Komunikasi antara pemain berjalan dengan baik, mental bertanding pemain juga terjaga, serta intruksi pelatih berjalan dengan baik.

Tak kalah penting, semangat dan militansi tercipta, dengan asumsi membawa nama Indonesia di ajang internasional. Sehingga, mereka termotivasi untuk berbuat yang terbaik demi bangsa dan negara.

2. Pelatih lokal hadir sebagai sosok yang dihargai oleh pemain

Kehadiran pelatih lokal di Timnas bukan hanya sekedar persoalan tehnis, namun juga persoalan tehnis. Termasuk pemahaman akan katakter pemain. Sehingga, akan tercipta suasana yang kondusif, baik antara sesama pemain dan antara pelatih dan pemain.

Mungkin saja, ini yang tidak dimiliki oleh para pelatih asing. Dimana mereka kebanyakan lebih fokus pada soal teknis.

Mereka tak menyadari jika intruksi yang diinginkan tak berjalan dengan baik, karena kondisi pemain sedikit agak tertekan. Baik karena intruksinya terlalu keras yang terkesan sok disiplin atau karena sosok pelatih yang temperamen. Terlebih tidak bisa berbahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia.

3. Hadir sebagai sosok orang tua yang sangat dihormati

Keberhasilan Indra Sjafri, Fahri Husaini, dan Bima Sakti mempersembahkan tropi buka hanya sekedar kemampuannya meracik sebuah tim. Namun, kehadirannya lebih pada kenyamanan pemain saat bertanding.

Ini tak lepas kepatuhan dan disiplin tinggi untuk berbuat yang terbaik saat menggunakan seragam Timnas. Pun demikian dengan suasana enjoy saat akan bertanding.

Kebiasaan cium tangan dan sujud menjadi kekuatan emosional yang selalu tercipta dia setiap laga seakan mempertegas jika suasana tim sangat terjaga. Tak ubahnya seorang anak terhadao ayah ataupun seorang adik terhadap kakaknya.

Dari sekian banyak kegagalan pelatih asing di Indonesia, PSSI kembali  membuat rencana besar dengan menghadirkan sosok John Herdman, pelatih berkebangsaan Inggris.

Target yang diusung adalah juara Piala AFF 2026 dan lolos 8 besar Piala Asia. Termasuk lolos Piala Dunia 2030. Meskipun menimbulkan pro dan kontra, kita patut menghargai langkah yang diambil oleh PSSI. Semoga. (*)

*) Agus Riyanto adalah Kabiro Ketik.com di Kabupaten Trenggalek

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.com
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Timnas Indonesia sepak bola nasional timnas sepak bola pelatih Timnas