Antonio Curhat ke Wali Kota Surabaya: Saya Ingin Ngobrol dengan Ayah

8 Agustus 2025 16:17 8 Agt 2025 16:17

Thumbnail Antonio Curhat ke Wali Kota Surabaya: Saya Ingin Ngobrol dengan Ayah
(Kiri) Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani, Wali Kota Surabaya, Ayah Antonio Agung Wibowo. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)

KETIK, SURABAYA – Suasana haru menyelimuti pertemuan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dengan Moh Antonio Saputra, siswa kelas 5 SD Negeri Sawunggaling 1 di Jalan Gunungsari 1 Trem.

Antonio sempat menyampaikan curahan hatinya (curhat) kepada Ketua Tim Penggerak PKK Surabaya Rini Indriyani saat kegiatan Penguatan Anak dan Orang Tua, di Auditorium SMA Khadijah Surabaya.

Antonio menceritakan, bahwa ia jarang bertemu dan ingin bercerita dengan ayahnya, Agung Wibowo. 

Dengan suara lirih namun jelas, Antonio mengungkapkan bahwa selama ini ia nyaris tak pernah berkomunikasi secara terbuka dengan sang ayah.

Mendengar cerita itu, akhirnya Eri berkunjung sekaligus ingin menyampaikan pesan tersebut kepada ayah Antonio.

“Kemarin waktu ada kegiatan dengan anak-anak SD (Penguatan Anak dan Orang Tua), lalu (Antonio) sempat ditanya apa yang diinginkan," kata Eri melalui keterangan tertulis pada Jumat 8 Agustus 2025.

"Ternyata, anak ini menyampaikan kalau ingin mengobrol dengan ayahnya, tapi ternyata ayahnya kerja di luar kota, dan dia nggak berani ngomong, karena takut nggak direspon ayahnya,” sambungnya.

Eri menyampaikan, ternyata memang benar, ayah Antonio, Agung Wibowo sering ke luar kota.

Sebab profesi Agung saat ini adalah sebagai sopir truk ekspedisi sehingga jarang pulang ke rumah.

“Tadi saya tanya, ayahnya memang bekerja sebagai sopir truk. Disamping itu keluarganya juga sudah berpisah, dan ayahnya juga di rumah hanya 3-4 jam, kemudian berangkat lagi sehingga komunikasi antara ayah dan anaknya ini tidak ada,” ujar Eri. 

Setelah mendengar keluh kesah itu, akhirnya Eri menyampaikan pesan itu kepada Agung, untuk tidak lagi meninggalkan anak-anaknya di rumah.

Maka dari itu, di kesempatan ini Wali Kota Eri menawarkan pekerjaan di Surabaya kepada Agung, tujuannya agar tidak terlalu jauh dengan anak-anaknya. 

Diketahui, selama ini Antonio tinggal bersama tantenya (adik kandung Agung) dan ketiga saudaranya di rumah. Di samping itu, adik kandung Agung juga bekerja, sehingga sehari-harinya Antonio sekolah diantar jemput oleh guru olahraganya. 

“Makanya saya selalu bilang, membangun Surabaya tidak bisa dilakukan oleh wali kotanya sendirian. Karena di Surabaya ini banyak orang yang mampu dan adanya Kampung Pancasila ini, kita bisa saling membantu. Kemudian adanya Satgas Kampung Pancasila, itu nanti saya bisa tahu seperti apa kondisi warga Surabaya,” jelas Eri.

Eri trenyuh dengan kondisi Antonio yang sering ditinggal ayahnya bekerja ke luar kota sehingga jarang bertemu.

Oleh karena itu, Eri mengajak seluruh warganya untuk saling peduli dan turut serta membangun Kota Surabaya dengan cara kekeluargaan ke depannya. 

“Hari ini bukan waktunya mencari popularitas, siapa yang benar, dan siapa yang salah. Ayo bangun Surabaya dengan kekeluargaan, kalau melihat seperti ini, apa yang dibanggakan?,” ucapnya. 

Eri turut mengajak warga Surabaya untuk saling peduli dengan tetangga di sekitarnya. Jika ada tetangga yang mengalami kesusahan, untuk ikut serta membantu dan gotong royong bersama menyelesaikan permasalahan yang dialami. 

“Jika melihat seperti ini, gurunya Antonio sampai menjemput, membangunkan agar ke sekolah. Itu karena gurunya peduli. Maka dari itu, saya minta tolong kepada warga Surabaya, jangan melihat jabatan dan wali kotanya, tapi ayo kita saling peduli,” katanya. 

Eri menambahkan, agar Antonio bisa terurus dengan baik, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan memberikan bantuan pekerjaan layak kepada ayah Antonio. Selain itu, pemkot juga akan membukakan usaha warung kopi (warkop) untuk tante Antonio. 

“Ayahnya diberi bantuan pekerjaan di Surabaya, kemudian adiknya (tante Antonio)  juga ingin membuka warkop. Jadi, insya allah nanti akan kita berikan modal. Kalau seperti ini, siapa lagi yang mau membantu? Mau pakai APBD ya nggak kuat, kenapa saya bisa memberikan bantuan? Karena di Surabaya banyak orang-orang luar biasa yang sudah siap untuk membantu,” tambahnya. 

Di samping itu, ayah Antonio, Agung menyampaikan bahwa anaknya rindu karena ia jarang pulang ke rumah. Sebagai sopir truk ekspedisi, Agung sering tidak berada di rumah. Bahkan, kesempatan bertemu dengan anak-anaknya hanya 3-4 jam. 

Agung berharap, pemkot bisa memberikan pekerjaan yang layak di Surabaya sehingga tidak lagi ada jarak dengan anak-anaknya. “Biar nggak jauh-jauh, kan kasihan anak saya juga,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Eri Cahyadi Eri Surabaya Wali Kota Surabaya Antonio Saputra Pemkot Surabaya