KETIK, SAMPANG – Suasana audiensi di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang berubah tegang, Kamis 4 September 2025.
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sampang (AMS) memilih walk out karena merasa pembahasan terkait proyek rekonstruksi Jembatan Daleman–Pasarenan, Kecamatan Kedungdung, tidak ada titik temu.
Langkah keluar ruangan itu bukan tanpa alasan. Koordinator AMS, Mat Pandi, menegaskan pihaknya kecewa lantaran pelaksana proyek dari CV Al-Qudz tidak hadir.
Padahal, menurutnya, kehadiran rekanan sangat penting untuk memberikan klarifikasi atas dugaan adanya ketidaksesuaian pelaksanaan proyek senilai Rp2,1 miliar tersebut.
"Kami datang untuk membawa hasil kajian terkait indikasi pelanggaran juklak dan juknis pada proyek jembatan itu. Tapi, karena rekanan tak hadir, audiensi pada Kamis kemarin ini percuma. Maka kami putuskan walk out," tegasnya kepada awak media. Jumat, 5 September 2025.
Ia menambahkan, absennya pihak pelaksana proyek semakin menguatkan dugaan bahwa pekerjaan jembatan Daleman–Pasarenan Kecamatan Kedungdung tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB).
Sebagai bentuk kekecewaan, AMS berkomitmen akan menggelar aksi demonstrasi ke kantor BPBD dalam waktu dekat.
"Karena audiensi hari ini buntu, kami akan turun ke jalan sebagai wujud komitmen mengawal program pembangunan di Sampang," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala BPBD Sampang, Candra Romadhani Amin, membantah tudingan tidak adanya persiapan. Ia mengaku sudah menghadirkan konsultan pengawas serta perwakilan pelaksana proyek untuk menjawab pertanyaan AMS.
"Istilahnya kami sudah menyambut baik kedatangan AMS. Sayangnya, mereka memilih berhenti dan walk out karena Direktur CV Al-Qudz tidak hadir," katanya.(*)
