KETIK, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengklaim bank yang dipimpinnya menjadi pembayar pajak terbesar di tanah air.
Klaim tersebut disampaikan Perry Warjiyo dalam rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI.
Perry Warjiyo dalam pemaparannya di hadapan anggota Komisi XI DPR RI mengatakan bahwa hingga September 2025, surplus anggaran tahunan BI mencapai Rp77,9 triliun.
Total pengeluaran BI mencapai Rp165,7 triliun, sementara penerimaannya diperkirakan hingga Rp234,38 triliun.
“Dengan surplus yang besar ini, Bank Indonesia menjadi salah satu pembayar pajak terbesar,” ungkap Perry Warjiyo dikutip, Jumat, 14 November 2025.
Perry menambahkan, anggaran kebijakan BI diproyeksikan mencatatkam penerimaan Rp176,2 triliun dan pengeluaran Rp140,9 triliun sehingga surplus Rp35,2 triliun.
Sedangkan anggaran operasional diproyeksikan membukukan penerimaan Rp58,1 triliun dengan pengeluaran Rp24,7 triliun atau surplus sebesar Rp33,3 triliun.
Sementara berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada 2024, terdapat 20 grup perusahaan pembayar pajak terbesar untuk realisasi tahun pajak 2023.
Berikut daftar pembayar pajak terbesar di Indonesia:
- Grup Djarum - Robert Budi Hartono
- Grup Adaro - Garibaldi Thohir
- Grup Bayan Resource - Low Tuck Kwong
- Grup Indofood - Anthoni Salim
- Grup Sinarmas - Indra Widjaja
- Grup Gudang Garam - Susilo Wonowidjojo
- Grup Indika Energy - Hapsoro
- Grup MedcoEnergi - Ir. Arifin Panigoro
- Grup Musim Mas - Bachtiar Karim
- Grup Wings - Ir. Eddy William Katuari
- Grop Trakindo - Rachmat Mulyana Hamami
- Grup Agung Sedayu - Susanto Kusumo
- Grup CT Corp - Chairul Tanjung
- Grup Harum Energy - Lawrence Barki
- Grup Triputra - Ny. T.P. Racmat L. R. Imanto
- PT Pertamina (Pesero)
- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
- PT Pupuk Indonesia (Persero)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (*)
