El Hotel Kartika Wijaya: Hotel Tertua di Kota Batu yang Terus Berbenah Jadi Penginapan Modern

KETIK, BATU – El Hotel Kartika Wijaya terus berusaha menjadi hotel terbaik di Kota Batu. Tak mau sekadar dikenal sebagai hotel tertua, yang memiliki suasana vintage dan interior estetik, mereka juga terus berusaha memberi layanan prima dan fasilitas lengkap.

Arsitektur kolonial dan sejumlah perabot vintage menjadi daya tarik utama hotel bintang empat ini. El Hotel Kartika Wijaya juga selalu menjadi tujuan utama wisatawan yang datang ke Kota Batu.

Namun itu tak cukup. Mereka terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan menjenama ulang menjadi penginapan heritage yang terus mengikuti tren modern.

Rebranding Heritage yang Modern

Resepsionis El Hotel Kartika Wijaya yang masih menggunakan arsitektur bangunan lama. (Foto: Aliyah/Ketik.com)

Sebagai cagar budaya, bagian-bagian utama bangunan tidak boleh diubah. Karenanya, manajemen hotel melakukan perawatan rutin untuk menjaga nilai historisnya. 

Di sisi lain, mereka menambah bangunan baru dengan nuansa lebih modern untuk memberikan alternatif bagi tamu yang menginginkan kenyamanan kekinian.

Hotel ini juga dikenal memiliki pemandangan Gunung Panderman yang sangat indah, terutama dari area kolam renang—salah satu spot favorit para tamu.

Sediakan Beragam Tipe Kamar dan Fasilitas

View coffee shop yang estetik dengan arsitektur bangunan lama khas kolonial Belanda. (Foto: Aliyah/Ketil.com)

El Hotel Kartika Wijaya memiliki total 115 kamar dengan sembilan tipe pilihan. Mulai dari tipe Superior yang memungkinkan tamu parkir tepat di depan kamar, tipe Cottage dengan konsep bangunan terpisah satu rumah satu atau dua kamar, hingga tipe tertinggi Royal Suite.

Di Royal Suite, tamu mendapatkan fasilitas lengkap seperti king bed, ruang keluarga, dapur, dan dua kamar mandi, lengkap dengan bathtub.

Kolam renang hotel dapat digunakan oleh tamu maupun masyarakat umum. Untuk keluarga, hotel menyediakan playground indoor dan outdoor, menjadikannya salah satu hotel paling ramah anak di Kota Batu.

Untuk segmen corporate dan instansi pemerintah, hotel menyediakan empat ruang rapat  berkapasitas 12 hingga 250 orang.

Selain itu, El Hotel Kartika Wijaya juga menyediakan dua restoran, dengan fungsi masing-masing. Majapahit Restaurant berfungsi sebagai restoran utama. Sementara, Brawijaya Coffee Shop merupakan tempat ngopi sembari bersantai. 

Dikenal dengan Cita Rasa Makanan yang Lezat

Salah satu keunggulan yang diakui banyak tamu adalah kualitas makanan. Dinas-dinas yang berada di sekitar hotel bahkan kerap memesan paket rapat di sini karena rasa makanan yang konsisten.

“Keunggulan hotel ini makanannya enak, jadi langganan untuk halfday meeting atau fullday meeting. Selain dekat, makanannya selalu dipuji,” ujar Cluster Marketing Communication El Hotel Kartika Wijaya, Grizca Aloyvia Pertiwi.

Lapangan Olahraga dan Area Outdoor Multifungsi

View pemandangan Gunung Panderman dari area kolam renang El Hotel Kartika Wijaya Batu. (Foto: Aliyah/Ketik.com)

Selain itu, hotel ini juga menyediakan fasilitas lapangan voli, basket, dan tenis. Ini adalah hal yang tidak banyak hotel lain di Kota Batu memilikinya. Area outdoor-nya kerap digunakan untuk acara pernikahan bernuansa alam dengan latar Gunung Panderman.

“Paling terkenal di El Hotel ini paket wedding-nya karena view-nya langsung Gunung Panderman,” jelas Grizca.

Selain pernikahan, area ini juga sering dipakai untuk fun games dan aktivitas rombongan wisatawan.

Menghilangkan Citra Mistis lewat Renovasi dan Kolaborasi

Tipe kamar deluxe room yang nyaman di El Hotel Kartika Wijaya Kota Batu. (Foto: Aliyah/Ketik.com)

Manajemen juga aktif melakukan rebranding untuk menghilangkan stigma “angker” yang terlanjur melekat di masyarakat.

“Kami selalu berkolaborasi dengan influencer untuk menghilangkan ambience horornya. Renovasi kamar sudah total, tidak sekuno yang dibayangkan orang,” kata Grizca.

Ia menambahkan, pohon beringin besar di depan hotel—yang tidak boleh ditebang karena pertimbangan lingkungan dan heritage—kadang membuat tampilan depan terlihat sedikit ‘seram’, tapi perlahan persepsi itu mulai berubah.