KETIK, BANGKALAN – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melalui organisasi Mahasiswa Pecinta Alam MPA Ghubatras menyelenggarakan Sekolah Vertical Rescue Tingkat 1 dengan tema "Challenge the Height, Strengthen the Bone".
Kegiatan ini bertujuan membentuk sumber daya manusia yang terampil dalam penyelamatan di medan vertikal sekaligus menanamkan nilai kemanusiaan, disiplin, dan kerja sama.
Pembukaan kegiatan dihadiri sejumlah pembina dan perwakilan organisasi, Taufani Sagita , Subhan Fajar Sidik, Abraham Firmansyah dan alumni MPA GHUBATRAS, serta perwakilan organisasi kemahasiswaan KM-UTM.
Pelatihan ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik instansi pemerintah, lembaga kemanusiaan, maupun komunitas pencinta alam. Empat instruktur utama dari Vertical Rescue Indonesia hadir memberikan materi, yaitu Teddy Ixdiana, Data Pela, Adrian Daely, dan Kamia Rahayu.
Mereka membekali peserta dengan teori dan praktik penyelamatan di medan ketinggian, manajemen risiko, serta pentingnya kerja tim.
“Pelatihan ini bukan hanya soal fisik, tapi tentang mental dan kepedulian terhadap sesama,” ujar Data Pela dalam sambutannya, Minggu 9 November 2025.
Sebanyak 60 peserta dari berbagai perguruan tinggi, BPBD, Sispala, hingga perwakilan instansi pemerintahan dari berbagai daerah se-Indonesia mengikuti pelatihan ini, termasuk anggota BPBD Sampang dan dua personel Polairud Polda Jawa Tengah.
Almuhlisin, anggota BPBD Sampang, mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menunjang tugas evakuasi.
“Saya mendapatkan banyak ilmu baru dan jaringan relasi dari peserta lain. Semoga kegiatan seperti ini bisa diadakan tiap tahun,” tuturnya.
Wakil Rektor 3 UTM, Surokim, menegaskan bahwa kegiatan seperti ini merupakan bagian dari pendidikan holistik yang menghubungkan pengetahuan akademik dengan praktik di lapangan.
“Mahasiswa tidak hanya dilatih berpikir logis, tapi juga sigap dalam situasi kritis,” ujarnya.
Selain teknik penyelamatan, kegiatan ini mendorong pembentukan soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, keberanian, dan kerja sama tim.
Filosofi Challenge the Height, Strengthen the Bone, dinilai sejalan dengan karakter generasi muda yang adaptif, mandiri, dan siap berkontribusi dalam aksi kemanusiaan.
Taufani Sagita, Pembina Ghubatras, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat.
“Kegiatan ini bukti nyata kolaborasi akademik dengan praktisi kemanusiaan. Teruslah menjadi cahaya bagi kemanusiaan,” pesannya.
Dengan terlaksananya pelatihan ini, UTM berharap semakin banyak relawan terlatih yang siap terjun dalam operasi penyelamatan dan penanggulangan bencana di Indonesia. (*)
