KETIK, MALANG – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang memperingati Hari Santri Nasional dengan Apel Pagi pada tanggal 22 Oktober 2025.
Apel pagi dimulai pada jam 07.30 di lapangan utama UIN Malang dan dihadiri seluruh dosen dan pegawai dari semua fakultas. Dengan menggunakan dresscode baju putih dan sarung batik, apel pagi ini berjalan dengan khidmat.
Apel pagi ini memberikan pesan bahwa santri juga berperan dalam mengawal kemerdekaan Indonesia. Pada hari santri nasional 2025 ini, UIN Malang akan mengawal santri dalam menghadapi peradaban dunia.
Rektor UIN Malang, Prof. Dr. H. Ilfi Nur Diana, M.Si menyampaikan untuk mengajak para dosen dan pegawai untuk memberi perhatian pada santri dan pesantren.
Pada Hari Santri Nasional ini, Rektor UIN Malang akan ada pendampingan kepada pesantren bahwa mereka bisa membentuk karakter santri untuk membentuk peradaban dunia.
Rektor UIN Malang juga menyampaikan bahwa UIN Malang akan selalu memprioritaskan pesantren dan perlu diketahui bahwa 80 persen mahasiswa UIN Malang adalah lulusan pesantren. Selain itu, beliau juga memberikan hadiah untuk para Mahasantri UIN Maliki Malang yang berprestasi dalam bidang keagamaan.
Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memberikan hadiah kepada Mahasantri berprestasi. (Foto: Aliyah/Ketik.com)
Rektor UIN Malang juga berpendapat pada isu santri pada akhir-akhir ini. Beliau mengatakan bahwa pesantren adalah tempat membentuk karakter santri untuk menghadapi peradaban bangsa.
Dengan tuduhan Feodalisme pesantren, santri mulai bangkit dan menunjukkan diri bahwa santri sangat beradab yang mencintai Kiainya sebagai guru. UIN Malang berkomitmen pada pesantren.
Tidak hanya itu, Rektor UIN Malang juga mengecam media yang tidak memahami sejarah santri. Beliau juga menyampaikan bahwa apa yang diframing oleh media tersebut hanya sesuai dengan yang mereka lihat.
Beliau juga berpesan agar menjadi media yang beretika. Selain itu, Rektor UIN Malang juga menyampaikan bahwa sudah melakukan tindakan pada musibah santri di Sidoarjo.
"Kami mendampingi para santri yang ada di wilayah Malang, kami kumpulkan untuk tes psikososial dengan prodi psikologi kami, selain itu kami juga mendampingi pesantren untuk memanajemen konstruksi bangunan," jelas Prof. Dr. H. Ilfi Nur Diana, M.Si.
"Bahkan mahasiswa teknik kami sudah bisa memberikan desain gambar bangunan, pesantren bisa meminta desain seperti apa, mahasiswa kami bisa berikan karena di atas semester 6 sudah mampu menggambar bangunan sesuai dengan standard," sambungnya.
Di hari Santri Nasional ini, UIN Malang memberikan kesempatan untuk semua pesantren yang ingin konsultasi terkait bangunan pondok, agar musibah yang sudah terjadi kemarin tidak terulang kembali.
Rektor UIN Malang juga berpesan untuk semua santri di Indonesia untuk bangkit. Beilau juga menyampaikan bahwa santri bukan hanya paham dengan kitab kuning tapi juga melek pada digital dan ilmu pengetahuan.(*)