KETIK, BONDOWOSO – Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid secara resmi menutup Festival Kopi Nusantara FKN) dan Tembakau VIII tahun 2025. Kopi dan tembakau bukan sekadar komunitas, tapi identitas budaya.
Dalam sambutannya, Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa kopi dan tembakau Bondowoso memiliki nilai lebih dari sekadar produk dagang.
“Kopi Arabika Java Ijen Raung, Hyang Argopuro merupakan kekuatan ekonomi masyarakat," katanya, di alun-alun Bagus Asra, Sabtu, 6 September 2025.
Menurutnya, festival yang digelar setiap tahun ini adalah bentuk penghargaan dan kebanggaan terhadap kopi dan tembakau yang sudah mendunia.
"Diharapkan FKN bukan hanya seremoni tahunan, tetapi harus menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi daerah," imbuhnya
Selain itu, papar bupati asal PKB ini, juga memperkuat sektor pertanian berkelanjutan, pariwisata lokal, dan tentu saja, peningkatan kesejahteraan petani.
“Kopi dan tembakau adalah warisan, kebanggaan, sekaligus harapan bagi masyarakat Bondowoso. Mari kita jadikan momentum ini untuk memperkuat komitmen membangun ekonomi daerah yang mandiri,” tegasnya.
Data dihimpun, FKN tahun ini mencatat partisipasi luar biasa. Yakni diikuti 14 provinsi dan 20 kabupaten dan kota. Mereka ikut berpartispasi dalam ajang tahunan tersebut.
Hasilnya, kopi Bondowoso masih menduduki peringkat 2 dan 3 untuk robusta, dan peringkat 5 dan 6 untuk arabika.(*)