Terpinggirkan Zaman, Candi Penampihan Butuh Perhatian Pemerintah dan Anak Muda

25 Oktober 2025 15:42 25 Okt 2025 15:42

Thumbnail Terpinggirkan Zaman, Candi Penampihan Butuh Perhatian Pemerintah dan Anak Muda
Penampakan Candi Penampihan atau lebih dikenal dengan Candi Asmarabangun yang ada di Sendang.

KETIK, TULUNGAGUNG – Candi Penampihan yang berada di Dusun Turi, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, dikenal sebagai salah satu candi tertua di wilayah tersebut. 

Berdasarkan bentuk dan gaya arsitekturnya, para ahli menduga bahwa bangunan yang juga dikenal dengan nama Candi Asmarabangun ini merupakan peninggalan dari empat kerajaan besar di masa lampau.

Keempat kerajaan yang diyakini berperan dalam proses pemahatan batu candi tersebut adalah Mataram Kuno, Kediri, Singosari, dan Majapahit. 

Sayangnya, keberadaan cagar budaya penuh nilai sejarah ini kini nyaris terlupakan oleh perkembangan zaman.

Candi Penampihan merupakan sebuah candi yang menyimpan sejarah tentang kisah cinta bertepuk sebelah tangan (cinta ditolak, Red) hingga dikenal dengan nama Candi Asmarabangun.

Dilansir dari Ditjen Kebudayaan, cikal-bakal Candi Penampihan ini berawal dari seorang pembesar Kerajaan Ponorogo Wengker. Kala itu ia sedang gandrung dengan pesona Putri Kediri, Dewi Kilisuci.

Candi Penampihan juga dikenal dengan nama Candi Asmarabangun. Nama itu muncul dari kisah sang pembangunnya yang tengah dilanda rasa cinta mendalam kepada Dewi Kilisuci. Sayangnya, cintanya tak berbalas. Penolakan itulah yang kemudian melahirkan nama Asmarabangun.

Candi Penampihan terletak di Dusun Turi, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, tepat di bagian tenggara Gunung Wilis. Candi bersejarah ini diperkirakan berdiri pada tahun 820 Saka atau sekitar 898 Masehi.

Peninggalan seperti Candi Asmarabangun ini merupakan saksi bisu kejayaan leluhur yang seharusnya dijaga, dihormati, dan dilestarikan. Melestarikan sejarah berarti juga menjaga jati diri dan masa depan bangsa.

Di sisi lain, generasi muda diharapkan tidak menutup mata terhadap warisan budaya tersebut. Dari peninggalan bersejarah seperti ini, mereka dapat belajar memahami akar budaya dan identitas bangsa untuk melangkah maju dengan lebih kuat.

Penjaga atau Juru Kunci Candi Penampihan, Hendriman (50), menuturkan bahwa pengunjung candi kebanyakan datang untuk meditasi atau wisata religi. Ia berharap Pemerintah Daerah Tulungagung dapat lebih memperhatikan dan ikut memperkenalkan peninggalan sejarah ini kepada generasi muda.

"Perkenalkan peninggalan ini kepada generasi selanjutnya agar mereka tahu dan menghargai warisan leluhur. Candi ini memiliki nilai penting bagi sejarah Tulungagung,” ujar Hendriman saat ditemui di pos penjagaan dekat lokasi candi.

Hendriman, yang merupakan anak kedelapan dari sepuluh bersaudara, juga berharap Pemda dapat memperbaiki akses jalan menuju candi serta membangun fasilitas pendukung seperti joglo atau gazebo untuk tempat berteduh para pengunjung.

“Banyak pengunjung kebingungan saat hujan karena pos jaga kecil dan tidak ada tempat berteduh. Jalan menuju candi sekitar 50 meter juga masih belum layak. Saya berharap pemerintah lebih peduli, karena ini tempat bersejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja,” tuturnya lirih. 

Tombol Google News

Tags:

#candipenmapihan #candiasmarabangun #sendang Tulungagung