Wabup Tulungagung Buka Pelatihan Pembuatan Dekomposer

Wujudkan Pertanian Mandiri dan Ramah Lingkungan

6 Desember 2025 15:15 6 Des 2025 15:15

Thumbnail Wabup Tulungagung Buka Pelatihan Pembuatan Dekomposer
Pelatihan Pembuatan dan Aplikasi Dekomposer di Lumbung Padi Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Sabtu 6 Desember 2025. (Foto: Hariya/Ketik.com)

KETIK, TULUNGAGUNG – Upaya untuk mendorong kemandirian petani dan pengelolaan limbah organik yang lebih efektif ditandai dengan dibukanya Pelatihan Pembuatan dan Aplikasi Dekomposer di Lumbung Padi Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung pada Sabtu 6 Desember 2025 pagi.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Yayasan Surya Majapahit Timur bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung serta Kelompok Tani ini disambut antusias oleh puluhan peserta yang terdiri dari petani, peternak, pegiat lingkungan, hingga perwakilan masyarakat setempat.

Solusi Mengatasi Limbah dan Ketergantungan Pupuk Kimia Acara pembukaan dihadiri oleh Wakil Bupati Tulungagung, sekaligus Pembina Yayasan Surya Majapahit Timur, H. Ahmad Baharudin, SM., MM yang secara resmi membuka kegiatan.

Selain itu hadir juga, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Ketua Yayasan Surya Majapahit Timur Iwan Iwan Santoso, S.E., Romo Kyai Tanjung dari Ponpes POMOSDA Nganjuk sebagai Narasumber, Bapak Anam Ketua Gapoktan Tani Makmur Ngantru.

Dalam sambutannya, Wabup menekankan pentingnya inovasi dalam pertanian. Wabup Ahmad Baharudin sangat mengapresiasi inisiatif Yayasan Surya Majapahit Timur serta tingginya antusiasme petani lokal yang hadir.

Ia menekankan bahwa pelatihan ini adalah langkah strategis untuk mewujudkan kemandirian petani dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

”Sudah saatnya kita kembali ke alam dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” ujar Wabup Baharudin.

“Dengan menguasai teknik pembuatan dekomposer, petani dapat menghasilkan pupuk organik sendiri, yang tidak hanya menekan biaya produksi tetapi juga menjamin hasil panen yang lebih sehat dan ramah lingkungan,” lanjutnya.

Pelatihan tersebut merupakan bagian dari gerakan besar menuju “Organik Farming” di wilayah Tulungagung. Kegiatan ini menghadirkan Romo Kyai Tanjung sebagai narasumber, yang memberikan materi dan praktik langsung mengenai teknik sederhana dan efektif dalam mempercepat penguraian bahan organik menjadi pupuk.

Ketua Yayasan Surya Majapahit Timur, Iwan Santoso, S.E., menyatakan harapannya agar ilmu yang didapatkan dari pelatihan ini dapat segera diterapkan oleh para petani.

“Lumbung Pangan Desa Pojok ini kami harapkan bisa menjadi pusat percontohan bagi desa-desa lain di Tulungagung dalam implementasi pertanian organik secara mandiri dan berkelanjutan,” harapnya.

"Pelatihan dekomposer ini adalah langkah strategis. Selain memberikan keterampilan kepada masyarakat untuk mengolah limbah pertanian dan peternakan menjadi produk bernilai, ini juga merupakan solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan kita pada pupuk kimia yang mahal dan kurang ramah lingkungan," sambungnya.

Dekomposer sendiri merupakan teknologi mikro organisme efektif yang berfungsi mempercepat proses penguraian bahan organik seperti kotoran ternak, sisa tanaman, dan sampah dapur menjadi pupuk organik yang kaya nutrisi dalam waktu singkat.

Penyajian Materi dan Praktik Langsung Di Acara Pelatihan Pelatihan yang berlangsung selama sehari ini menghadirkan narasumber ahli.

Para peserta tidak hanya menerima materi teori mengenai fungsi dan jenis-jenis mikroba dekomposer, tetapi juga langsung mempraktikkan proses pembuatannya, mulai dari menyiapkan bahan baku hingga mengaplikasikannya dalam proses pengomposan atau pengolahan pakan ternak.

Rangkaian materi utama meliputi: Pengenalan Limbah Organik dan Potensinya. Formulasi dan Pembuatan Starter Dekomposer. Harapan untuk Masa Depan Berkelanjutan Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan peserta dapat menjadi pionir di lingkungan masing-masing untuk menerapkan teknologi dekomposer.

Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya dalam ketahanan pangan dan pengelolaan lingkungan.

"Kami berharap ilmu ini dapat segera diterapkan. Tidak hanya untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi unit usaha pupuk organik di desa, sehingga memberikan nilai tambah ekonomi," tutup Iwan. (*)

Tombol Google News

Tags:

Tulungagung Pelatihan dekomposer wakil bupati tulungagung