STAI Al Akbar Gelar Konferensi Internasional Pertama Kali, Peserta Datang dari Australia Hingga Libia

6 November 2025 22:23 6 Nov 2025 22:23

Thumbnail STAI Al Akbar Gelar Konferensi Internasional Pertama Kali, Peserta Datang dari Australia Hingga Libia
Panitia dan narasumber Konferensi Internasional Studi Al Quran, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Akbar. (Foto: Humas STAI Al-Akbar)

KETIK, SURABAYA – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Akbar mengadakan konferensi studi Al Quran pertama kalinya pada Kamis, 6 November 2025 yang bertempat di Perpustakaan Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya.

Kendati baru pertama kali digelar, pesertanya tak tanggung-tanggung, yaitu dari Australia, Libia, Negara Timur Tengah, dan Indonesia selaku tuan rumah.

Ketua Program Studi Al Quran dan Tafsir STAI Al Akbar Anisatul Fikriyah mengungkapkan, tak menyangka dengan sambutan antusias para peserta pada acara ini.

"Kami baru pertama kali mengadakan konferensi internasional dan peserta cukup antusias hingga 150-an mahasiswa dan dosen/peneliti dari beberapa negara," katanya.

Lanjutnya, konferensi internasional ini merupakan kajian Al Quran dengan pendekatan penafsiran trans-indisipliner yang menegaskan, jika Al Quran itu bisa dikaji melalui filsafat, ilmu sosial, dan sains.

"Intinya, apapun ilmu itu sudah ada di Al Quran, hanya implementasi di lapangan yang menjadi tantangan," jelasnya.

Noni Nuriani narasumber dari University of New South Wales, Australia, menjelaskan saat ini pemerintah Australia sudah menerapkan peraturan yang mensyaratkan setiap bangunan harus hemat energi agar mengurangi efek negatif terhadap lingkungan.

"Hal itu, karena 40 persen greenhousegas emissions itu diproduksi oleh bangunan, ternyata Al-Qur'an juga sudah lama mengingatkan manusia agar menjadi Khalifah yang tidak berbuat kerusakan di muka bumi," katanya.

Narasumber lainnya, Khadeja Soude dari Al-Asmarya Islamic University, Libya menyatakan, pentingnya melakukan rekonstruksi penafsiran Al Quran dengan konteks terkini.

"Misalnya, global warming juga sudah lama dibahas Al-Qur'an," kata Khadeja Soude yang juga menekankan pentingnya umat Islam yang memiliki Al-Qur'an untuk lebih menerapkan ajaran agama dalam keseharian.

Konferensi yang berlangsung secara "hybrid" itu menghadirkan narasumber dari tiga negara yakni DR Khadeja Soude (Libja), Prof DR HM Amin Suma SH MA MM (UIN Jakarta), Noni Nuriani PhD (Australia), Prof DR H Muhibbin Zuhri MAg (UINSA Surabaya-Jatim), dan DR Masrur Huda MPdI (KH Abdul Chalim University, Mojokerto-Jatim).

Saat membuka konferensi internasional itu, Ketua Badan Pelaksana Pengelola (BPP) MAS DR KHM Sudjak MAg berharap konferensi internasional yang diadakan STAI Al-Akbar akan meningkatkan iman yang bersumber ilmu pengetahuan serta STAI Al-Akbar menjadi kampus terbaik dalam kajian Al-Qur'an secara trans-indisipliner. (*)

Tombol Google News

Tags:

Al Akbar Masjid Al Akbar konferensi internasional Al Akbar Al Akbar Surabaya STAI Al Akbar