KETIK, SITUBONDO – Memeriahkan peringatan Hari Jadi Situbondo (Harjakasi) ke-207 dan HUT ke-80 Republik Indonesia tahun 2025, Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo menggelar Gema Salawat Burdah keliling di laut Mimbo, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jumat 9 Agustus 2025.
Gema Salawat Burdah yang dipimpin langsung oleh KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, Pengasuh Pondok Pasantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo ini dihadiri Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo, Wakil Bupati Ulfiyah, Sekda Wawan Setiawan, Wakil Ketua DPRD Situbondo, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dan tamu undangan lainnya.
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo mengatakan kegiatan Salawat Burdah keliling laut di Laut Mimbo, Desa Sumberanyar ini, akan diagendakan berskala internasional. Sebab, tradisi bersalawat di atas perahu ini merupakan salah satu warisan yang harus dijaga atau dilestarikan.
Lebih lanjut, Bupati yang akrab disapa Mas Rio itu, ide awal kegiatan Salawat Burdah berkeliling di laut menggunakan perahu nelayan tersebut berasal dari ide KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy Pengasuh Pondok Pasantren Salafiyah Syafi’iyah.
“Pembacaan Shalawat Burdah di tengah laut menggunakan perahu-perahu nelayan di malam hari memberikan kesan yang luar biasa. Insya Allah Salawat Burdah ini harus menjadi agenda internasional, mengundang berbagai negara Islam di dunia. Masing-masing perahu nanti akan diberi bendera negara peserta,” ujarnya.
Bupati Rio membayangkan apabila ada 100 hingga 200 perahu mengiringi kegiatan Salawat Burdah ini, maka akan tercipta pemandangan yang spektakuler yang bisa menjadi daya tarik global.
“Tahun depan kegiatan Salawat Burdah keliling laut tersebut akan didorong untuk digelar lebih besar setiap bulan Agustus,” kata Mas Rio.
Pemilihan bulan Agustus sebagai waktu pelaksanaan Salawat Burdah, kata Bupati Rio, karena berdekatan dengan Hari Jadi Kabupaten Situbondo yang jatuh pada 15 Agustus dan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus.
“Pembacaan Salawat Burdah keliling laut diyakini bisa membawa berkah bagi nelayan dan masyarakat umum. Jadi, setiap bulan Agustus Salawat Burdah harus bergema di tengah laut,” pungkasnya. (*)