KETIK, JAKARTA – Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto gugur saat menjalani misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara, Minggu, 3 Agustus 2025.
Marsma Fajar mengalami kecelaakaan saat menerbangkan pesawat latih Microlight Fixedwing Quicksilver GT 500 dengan nomor register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Marsma Fajar yang bertindak sebagai pilot ditemukan di sekitar TPU Astana, Bogor, Jawa Barat setelah pesawat yang ditumpanginya sempat hilang kontak usai lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja.
Kejadian tersebut tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besar TNI Angkatan Udara. Mengingat, Marsma Fajar merupakan seorang perwira yang cukup berprestasi. Dia adalah penerbang F-16 Fighting Falcon dengan callsing Red Wolf.
Pendidikan dan Jabatan
Marsma Fajar merupakan perwira TNI kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 20 Juni 1970. Ia adalah lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 yang sebelumnya mengenyam pendidikan menengah di SMA Negeri 1 Malang.
Sejumlah jabatan strategis pernah diembannya selama berdinas di TNI Angkatan Udara. Marsma Fajar pernah menjadi Kasi Base Ops Dinas Operasi Lanud Iswahyudi hingga menjadi Komandan Skadron 3 Lanud Iswahyui.
Pada tahun 2017, Marsma Fajar pernah dipercaya sebagai Komandan Lanud Manuha, pangkalan udara militer yang berbasis di Kabupaten Biak Numfor, Papua. Setelah itu, ia diangkat sebagai Kadispen AU hingga 2020.
Sejak 6 Desember 2024 sampai sekarang, Marsma Fajar menjabat sebagai Kapoksahli Kodiklatau.
Terlibat Insiden Bawean 2003
Marsma Fajar merupakan salah satu pilot F-16 TNI AU yang ikut terlibat dalam insiden Bawean 2003. Kejadian yang dimaksud saat TNI AU terlibat duel udara dengan F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat.
Saat itu, Marsekal Muda TNI Teddy Sumarno yang menjabat sebagai Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional mengirimkan dua pesawat tempur F-16 B untuk melakukan misi mencegat, mengidentifikasi dan mengusir mereka dari wilayah udara Indonesia.
Pesawat tempur TNI AU terlibat perang radar dengan F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut AS. Hingga akhirnya, penerbangan dengan callsign Falcon Flight tersebut mampu memaksa pesawat Angkatan Laut AS menjauh dari wilayah Kedaulatan Indonesia.
Prestasi
Sejumlah penghargaan diraih oleh Marsma Fajar. Saat menjabat sebagai Komandan Lanud Manuhua, ia berhasil mendapat penghargaan Pengelolaan BMN Terbaik dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Biak Numfor pada 2018.
Setahun kemudian, Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau) yang dipimpinnya mampu meraih penghargaan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Koripsi (WBK) Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dari KemenpanRB.
Marsma Fajar juga mampu menjadi peraih tesis terbaik ketika menempuh pendidikan magister di Universitas Pertahanan Indonesia. Kala itu, ia mengangkat tesis berjudul "Pengerahan Kekuatan Udara (Air Power) dalam Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana di daerah Terpencil".