KETIK, MALANG – Kepala Program Studi (Kaprodi) Sastra Inggris Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr Agwin Degaf, kerapkali menjadi perhatian mahasiswa. Bahkan, doktor linguistik jebolan UGM tersebut menjadi salah satu dosen favorit mahasiswa.
Bukan tanpa sebab, dosen nyetrik tersebut tampil dengan gaya khasnya yakni membawa unsur humor dalam aktivitas mengajar dan sehari-harinya.
Satu hal yang membuat Agwin ini paling disukai mahasiswa adalah humor dan kehangatannya. Dalam dunia akademik yang sering dianggap kaku, kehadirannya membawa suasana berbeda.
“Biasanya dosen itu serius mungkin karena setiap orang berbeda setting pabriknya. Mungkin setelan pabrik saya begitu. Kalau saya suka nonton Lapor Pak dan membaca kutipan-kutipan lucu gitu,” imbuhnya.
Ia sengaja menghadirkan humor sebagai bagian dari proses belajar. Baginya, menjaga mental mahasiswa adalah bagian dari pendidikan.
“Hidup sudah berat. Kalau dosen ikut bikin berat, bisa runtuh mental mahasiswa. Intinya, ilmu harus tetap ditransfer. Kalau bercanda saja bisa bikin paham, kenapa harus selalu tegang?” tuturnya.
Meski demikian, tidak mengurangi rasa hormat dari para mahasiswanya karena Agwin tetap menjunjung tinggi profesionalitas. Ia tetap tegas dan santun sehingga disegani mahasiswa.
Ia menegaskan ada batas tegas dalam beberapa hal yang harus ditegakkan demi disiplin. Agwin berharap, mahasiswa bisa menyesuaikan metode pembelajaran yang adaptif dan kekinian.
Agwin Degaf bukan nama baru di UIN Malang. Agwin lama mengabdi di Program Khusus Perkuliahan Bahasa Inggris (PKPBI) UIN Malang. Selama 8 tahun, ia menghabiskan pengabdiannya di lembaga tertinggi kebahasaan milik UIN Malang.
Sukses menjadi sekretaris selama empat tahun, Agwin dipercaya oleh Rektor untuk melanjutkan pengabdian menjadi Ketua PKPBI. Sebagai orang nomor satu di lembaga bergengsi tersebut, Agwin menjalankan tugas dengan penuh amanah dan tanggung jawab.
Selama empat tahun, Agwin melakukan revitalitasi di tubuh PKPBI. Perjalanan panjang membuktikan dedikasi dan konsistensi Agwin di dunia pendidikan bahasa. Lepas dari PKPBI, Agwin langsung ditunjuk menjadi Kaprodi Sasing.
Mulai dari PKPBI menuju Kaprodi bukan tanpa tantangan. Agwin mengaku pengalaman selama aktif di PKPBI menjadi modal kuat untuk dibawa di Prodi Sasing.
Saat di PKPBI, ia mengurus banyak prodi sehingga membuatnya terbiasa dengan koordinasi yang luas. Ketika menjadi Kaprodi, ia menyadari bahwa tantangannya lebih personal karena perdedaan umur setiap dosen. Terlebih lagi ia pernah menjadi mahasiswa di lingkungan tersebut.
“Pasti ada rasa sungkan. Apalagi banyak dosen yang dulunya mengajar saya,” ucap Agwin saat diwawancari pada Rabu, 24 Desember 2025.
Namun, ia berhasil membuktikan bahwa profesionalitas selalu ditempatkan di atas hubungan personal. Semua harus sesuai dengan situasinya. (*)
