KETIK, JOMBANG – KH Sholahul Am Notobuwono, Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang mendukung peran strategis TNI. Perhatian khusus itu ia lontarkan lantaran dalam menyikapi situasi nasional yang sarat akan potensi konflik antar elemen bangsa.
Menurutnya, Pesantren yang memiliki rekam jejak perjuangan Kemerdekaan tersebut mengaku prihatin dengan tingginya eskalasi yang disebut penuh narasi benturan antara pemerintah dengan rakyat, antara institusi yang satu dengan institusi negara yang lain.
Mantan Ketua PC GP Ansor Jombang yang biasa dipanggil Gus Aam ini menuturkan bahwa demokrasi Indonesia dibangun dalam nilai persatuan yang melibatkan seluruh elemen negara dari mulai pemerintah, militer, kepolisian dan masyarakat sipil.
"Kita punya demokrasi dengan nilai persatuan yang kuat antara elemen strategis negara. Saya menyayangkan narasi yang selalu membenturkan antara elemen bangsa yang mau membangun Republik ini," ujar Gus Aam, dalam keterangannya, Sabtu (6/9/2025).
Kata dia, dalam sejarahnya sinergi antara elemen bangsa ini solid dan sejak negara ini berdiri menyatu padu saling mengisi ruang dalam pembangunan. Ia menolak tegas upaya penegasian peran yang menurutnya telah lepas dari pandangan strategis dan lebih banyak bernuansa dendam masa lalu.
"Kita ambil contoh peran TNI misal, banyak yang menyuarakan TNI kembali ke barak. Saya melihatnya ini masih bernuansa dendam masa lalu dan tidak jernih dalam melihat keadaan. Ditengah merosotnya beberapa kinerja institusi lain, TNI harus ikut ambil peran," tuturnya.
Salah satu Penggagas Asparagus (Aspirasi Para Lora dan Gus) ini menilai peran strategis TNI seperti membentuk Satgas Mafia Migas, Satgas Anti Narkoba, Satgas Mafia Sawit adalah beberapa peran TNI yang ditugaskan khusus untuk memperbaiki keadaan.
"Itu peran mulia yang harus dijalankan TNI ditengah situasi jaringan mafia yang sangat kuat di republik ini," tandas Gus Aam yang merupakan Kakak Kandung Gus Syafik, Kasatkornas Banser tersebut.
Dia juga menyayangkan masih ributnya isu tentang peran TNI dalam skenario pembangunan nasional. Karena menurutnya, peran TNI menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan program dan kebijakan yang sangat berani Presiden dalam melawan mafia yang selama ini merampok kekayaan negara.
"TNI ini bisa menjadi kunci atas segala problem perampokan kekayaan negara disaat misal masih sangat rendahnya kepercayaan publik kepada institusi kepolisiaan," ujar Alumni Unissula Semarang tersebut.
Gus Aam menuturkan ini bukan bermakna TNI mengambil peran, tapi harus dimaknai bahwa dengan segala potensi dan kapasitasnya, negara harus memanfaatkan potensi besar itu untuk memperbaiki kondisi nasional.
"Itulah harapan semua pihak semua elemen bangsa ini. Kita meyakini Presiden Prabowo dapat mendatangkan perubahan perbaikan bangsa ini. Mari kita saling menjaga dan mempercayai untuk perbaikan bangsa Indonesia. Kita sudah banyak belajar dari segala dinamika yang terjadi. Saatnya menggerakkan semua potensi untuk perbaikan nasional," pungkasnya. (*)
