KETIK, LEBAK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat sebanyak 36 kejadian bencana alam terjadi di wilayah Kabupaten Lebak selama periode 6-30 Desember 2025.
Bencana tersebut meliputi banjir, tanah longsor, angin kencang.dan pergerakan tanah yang tersebar di puluhan kecamatan.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Lebak, kejadian bencana paling banyak didominasi oleh angin kencang yang terjadi di 14 kecamatan, disusul tanah longsor di 13 kecamatan, banjir di 5 kecamatan, serta pergerakan tanah di 4 kecamatan.
Sekretaris BPBD Kabupaten Lebak, Feby, mengatakan bahwa rangkaian bencana tersebut dipicu oleh tingginya intensitas hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah setempat dalam beberapa hari terakhir.
“Dampak paling signifikan terjadi pada sektor permukiman warga. BPBD mencatat 146 rumah mengalami kerusakan, dengan rincian 58 rumah rusak ringan, 32 rumah rusak sedang, dan 56 rumah rusak berat,” ujar Feby ketika dihubungi oleh ketik.com, Rabu dini hari, 31 Desember 2025.
Selain kerusakan rumah, bencana alam juga berdampak pada infrastruktur dan fasilitas umum. BPBD mencatat sebanyak 29 titik infrastruktur rusak, yang terdiri dari 25 titik infrastruktur jalan, 3 fasilitas umum, dan 1 fasilitas sosial.
Tak hanya itu, bencana juga menyebabkan 184 rumah terendam banjir, 8 jembatan terdampak, serta 10 akses jalan terganggu, sehingga sempat menghambat aktivitas masyarakat di sejumlah wilayah.
“Dari sisi dampak korban jiwa, tercatat 3 orang meninggal dunia, sementara tidak ada korban luka, pengungsi, maupun orang hilang,” jelas Feby.
Lebih lanjut, Feby menyampaikan bahwa total wilayah terdampak bencana alam mencakup 70 desa di 23 kecamatan, dengan 109 titik lokasi kejadian yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Lebak.
BPBD Kabupaten Lebak, kata Feby, telah melakukan berbagai langkah penanganan, mulai dari asesmen lapangan, koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa, hingga penyaluran bantuan darurat kepada warga terdampak.
“Kami terus melakukan pemantauan dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di daerah rawan banjir, longsor, dan pergerakan tanah, mengingat potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi,” pungkasnya. (*)
