KETIK, SIDOARJO – Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bertahan dan berkembang di tengah ketatnya persaingan pasar.
Menyadari urgensi ini, Rumah BUMN Sidoarjo bekerja sama dengan tim akademisi dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Literasi Digital UMKM: Strategi Digital Marketing Cerdas."
Kegiatan yang diadakan 29 Agustus 2025 itu melibatkan 28 pelaku UMKM dari berbagai sektor seperti kuliner, fesyen, dan kerajinan, dengan metode Participatory Learning and Action (PLA), yaitu pendekatan pembelajaran partisipatif yang langsung menyentuh kebutuhan nyata peserta.
Narasumber dalam pelatihan ini para dosen UPN Veteran Jawa Timur di antaranya Dr. Allen Pranata Putra, Dr. Muhammad Syarofi, Dr. Eunike Rose Mita Lukiani, dan Faris Kurnia Hakim, M.SEI.
"Materi yang disampaikan mula dari Literasi Digital hingga Strategi Pemasaran Data-Driven," ujar Dr. Allen Pranata Putra selaku koordinator kegiatan.
Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan teori pemasaran digital, tetapi juga langsung membekali peserta dengan praktik pembuatan konten, pengelolaan media sosial. 'Selain itu, diajarkan penyusunan strategi pemasaran berbasis segmentasi pasar," kata dosen yang hobi bulu tangkis ini.
Hasilnya nyata, lanjut Allen, terdapat peningkatan sebesar 40% dalam tingkat literasi digital peserta, termasuk kemampuan membuat konten visual dengan aplikasi sederhana seperti Canva dan menyusun narasi promosi yang lebih komunikatif.
Dr. Allen Pranata Putra saat memaparkan materi digital marketing. (Foto: IST)
Ia menjelaskan, para peserta juga dilatih menggunakan berbagai platform seperti Instagram Business, Shopee Seller Center, dan Facebook Ads. "Workshop ini menjawab tantangan riil yang selama ini dialami pelaku UMKM, mulai dari keterbatasan perangkat, lemahnya pemahaman akan data konsumen, hingga kesulitan mengakses pembiayaan digital marketing," papar dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Surabaya ini.
Kolaborasi UMKM
Tak hanya aspek teknis, pelatihan menekankan pentingnya kolaborasi antar pelaku usaha. Forum jejaring UMKM pun dibentuk, menjadi ruang berbagi praktik baik dan potensi promosi bersama. Selain itu, peserta mendapatkan penguatan dalam aspek literasi keuangan—mengenal instrumen pembiayaan seperti KUR BRI, LPDB-KUMKM, serta potensi kemitraan dengan BUMN.
“Saya baru tahu ternyata bisa mengakses modal dengan skema yang tidak rumit, asal tahu prosedur dan syaratnya. Ini sangat membantu,” ujar salah satu peserta pelatihan.
Respons Positif
Berdasarkan evaluasi, lebih dari 90% peserta menyatakan puas terhadap kegiatan ini dan merasakan manfaat langsung dalam usaha mereka. Banyak yang mulai rutin memproduksi konten promosi, membangun akun media sosial bisnis, hingga mencoba strategi iklan digital secara mandiri.
“Kegiatan ini menunjukkan bahwa UMKM kita bukan tidak mampu bertransformasi digital—mereka hanya butuh pintu masuk yang tepat dan pendampingan yang berkelanjutan,” ujar Allen panggilan akrabnya.
Tim pelaksana berharap kegiatan ini menjadi titik awal pendampingan jangka panjang yang tidak hanya meningkatkan keterampilan individu, tetapi juga membangun ekosistem UMKM yang lebih adaptif dan kolaboratif di era digital. (*)