Riska Jadi Kambing Hitam, Zulfa Ida Diduga Dalang Bocornya Data Pasien di Halsel

27 September 2025 15:43 27 Sep 2025 15:43

Thumbnail Riska Jadi Kambing Hitam, Zulfa Ida Diduga Dalang Bocornya Data Pasien di Halsel
Gambar Ilustrasi Data Pasien Bocor (Grafis: Mursal/Ketik)

KETIK, HALMAHERA SELATAN – Polemik bocornya data medis pasien berinisial YPM di Puskesmas Gandasuli, Kabupaten Halmahera Selatan, terus menjadi sorotan.

Nama Riska, seorang pegawai kesehatan, terlanjur dicap sebagai pihak bersalah. Namun, hasil penelusuran dari beberapa sumber terpercaya justru mengarah kepada Zulfa Ida, staf Puskesmas Gandasuli, yang diduga kuat berperan dalam menyebarkan informasi medis tersebut kepada pihak keluarga calon pengantin pria.

Kejadian bermula Juni 2025, ketika Riska hanya menemani dokter mengantar undangan pernikahan adiknya ke Puskesmas Gandasuli. Ia tidak masuk ke ruangan, hanya menunggu di luar. Pada saat itulah, percakapan mengenai hasil pemeriksaan pasien YPM terdengar oleh kerabat pasien berinisial SM. Dari SM, informasi ini kemudian berlanjut hingga sampai di tangan Zulfa Ida.

Berdasarkan keterangan beberapa sumber internal Puskesmas dan tenaga kesehatan setempat, Zulfa Ida disebut sebagai pihak yang paling berperan menyampaikan informasi sensitif pasien kepada keluarga calon pengantin pria. Informasi ini mempertegas bahwa Riska bukanlah pelaku kebocoran data, melainkan korban dari arus gosip internal yang berkembang.

Meski fakta itu mulai terkuak, ironisnya Riska justru yang menerima sanksi. Ia dipindahkan ke Dinas Kesehatan Halmahera Selatan sebagai bentuk pembinaan. 

Dalam wawancara bersama Ketik.com 27 September 2025 Riska menegaskan dirinya bukanlah penyebar informasi pasien.

“Bukan saya yang membuka data pasien ke publik. Informasi itu keluar justru karena ada pihak lain yang menyampaikannya ke keluarga calon pengantin pria yang datang melakukan pemeriksaan kesehatan untuk keperluan administrasi. Tapi mengapa saya yang harus dihukum?” kata Riska dengan nada kecewa.

Riska juga mengaku mendapat tekanan sosial dan bullying dari keluarga pasien YPM akibat kasus ini.

Pernyataan Riska turut dikuatkan oleh Fitria, petugas laboratorium Puskesmas Gandasuli. Ia menegaskan bahwa Riska tidak pernah menyebarkan data pasien.

“Data pasien YPM tidak pernah dipublikasikan oleh Riska. Itu rahasia internal, apalagi hasil tesnya belum final. Justru ada staf lain yang menyampaikannya keluar,” jelas Fitriani.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar, mengapa Riska yang dikorbankan, sementara fakta dari berbagai sumber jelas menyebut keterlibatan Zulfa Ida yang diduga membocorkan data tersebut.

Meski menjadi korban kambing hitam, Riska berharap kasus ini dilihat dengan adil tanpa ada pihak yang dilindungi.

“Saya hanya ingin masalah ini tidak dipelintir sepihak. Jangan sampai saya jadi korban, sementara pihak yang sebenarnya membocorkan informasi bebas tanpa tanggung jawab,” pungkasnya.

 

 

Tombol Google News

Tags:

Halmahera Selatan Data Kesehatan Bocor Maluku Utara