KETIK, MALANG – Pemerintah melalui Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN (Dukbangga/BKKBN) RI mulai mengoptimalkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil dan menyusui. Program tersebut menyusul gerakan pencegahan dan penanganan stunting di Indonesia.
Menteri Dugbangga/Kepala BKKBN, Wihaji menjelaskan pemenuhan gizi bagi ibu hamil sangat penting untuk mencegah stunting. Hal tersebut dinilai menjadi tugas kementerian untuk turut serta dalam program MBG.
"Tugas kita ada 3, yaitu mendata ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non PAUD. Setelah mendata, kemudian mendistribusikan dan mengevaluasi," ujarnya, Selasa 12 Agustus 2025 di Malang.
Nantinya untuk distribusi makanan bergizi akan dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Ia menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat hampir 8,6 juta ibu hamil, menyusui, dan juga balita. Dari total tersebut, MBG belum menjangkau seluruh pihak.
"Untuk yang sudah mendapatkan sekitar 200.000 lebih untuk bantuan dari itu. Jadi SPPG dibagi, peruntukannya tidak hanya anak sekolah tapi ibu hamil, ibu menyusui dan balita non PAUD," katanya.
Prosesnya pun akan disertakan pada dapur SPPG yang ada di setiap daerah. Saat ini SPPG yang melaksanakan program MBG bagi ibu hamil, menyusui dan balita non PAUD masih di angka 49 persen.
"Nanti seluruh SPPG akan melaksanakan itu. Sekarang masih 49 persen yang melaksanakn itu, yang lainnya masih persiapan uji coba," sambungnya.
Wihaji menyadari bahwa penyebab stunting tidak hanya permasalahan gizi. Untuk memaksimalkan penekanan angka stunting di Indonesia, juga digencarkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
"Karena itu, kami kroyokan. Ada orang tua asuh untuk bisa membantu, mensupport tentang kebutuhan air bersih, sanitasi, dan tentang pernikahan dini. Genting ini bagian dari yang tidak bisa dicover oleh pemerintah, kami minta pentahelix. Bisa korporasi, BUMN, swasta," pungkasnya.(*)