Prihatin Nasib KBS Tanpa Dirut, drh Liang Kaspe Mengadu ke Ombudsman Jatim

28 Juli 2025 23:47 28 Jul 2025 23:47

Thumbnail Prihatin Nasib KBS Tanpa Dirut, drh Liang Kaspe Mengadu ke Ombudsman Jatim
drh. Liang Kaspe di depan Kantor Ombudsman Perwakilan Jawa Timur, usai mengadukan kondisi Kebun Binatang Surabaya, Senin 28 Juli 2025 (Foto: Martudji / Ketik)

KETIK, SURABAYA – drh Liang Kaspe mengadu ke Ombudsman Perwakilan Jawa Timur, di Jalan Indragiri No.62 Surabaya, Senin 28 Juli 2025. Pasalnya ia prihatin atas kondisi Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang saat ini belum memiliki direktur utama.

Sebagai warga Kota Surabaya dan pernah bekerja di KBS, drh Liang Kaspe merasa terpanggil. 

"Iya, saya mau mengadu, tetapi mereka (pejabat Ombudsman Jatim) sedang tidak berada di kantor, saya hanya diberikan surat tanda bukti ini," kata drh Liang Kaspe, sambil menunjukkan selembar kertas tanda terima.

Liang Kaspe menyoroti seleksi calon direktur utama yang tak kunjung selesai. Saat seleksi pertama sejumlah nama yang menguat kemudian dicoret, dinyatakan gagal, tidak masuk kriteria. Namun, nama-nama yang telah dicoret muncul lagi pada seleksi kedia.

Dia mengatakan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya telah menolak tiga nama calon yang diajukan panitia seleksi. Namun, dalam seleksi ulang, ketiga nama tersebut kembali muncul.

Pada 24 Juli 2025, surat baru bernomor 09/PANSEL/VII/2025 menyebut empat nama yang dinyatakan lolos uji kelayakan dan kepatutan tahap kedua, yakni, Cholirul Awaludin, Henny Noertlingsih, Sujlanto, dan dr. Tjatur Prijambodo.

“Itu sebetulnya tidak boleh. Mereka yang sudah ditolak oleh Bapak Wali Kota, kenapa diajukan lagi? Seolah sistem gugur tidak berlaku. Apakah panitia seleksi sedang memaksakan kehendak? Ini akan saya laporkan ke Ombudsman,” tegas Liang.

Ia juga mempertanyakan integritas panitia seleksi yang dinilai gagal menghadirkan sosok baru untuk memimpin PDTS KBS. 

"Dii kota sebesar Surabaya ini, masa sulit mencari figur yang cakap untuk jabatan dirut? Ini kebuntuan sekaligus pemborosan. Seleksi itu butuh dana, tes tulis, psikotes, dan lainnya. Kalau hasilnya stagnan, sampai kapan KBS mandeg dan vakum kepemimpinan? ucapnya heran.

Ia mengaku prihatin, sejak tidak ada direktur utama, KBS disebut kehilangan pamor dan jadi sorotan. Tak sekadar persoalan administratif, kosongnya posisi Dirut KBS menurutnya berdampak serius terhadap kelangsungan konservasi satwa langka. 

"Sebagai warga Surabaya saya prihatin sekali dengan kondisi saat ini. Misalnya terkait komodo yang menjadi ikon KBS," ujarnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

KBS drh Liang Kaspe Ombudsman Jatim Kebun Binatang Surabaya Walikota Surabaya