PKB Bangkalan Doa Bersama Sekaligus Ungkap Makna Mendalam 3 Pahlawan Nasional! Gus Dur, Syaikhona Kholil, Marsinah Inspirasi Generasi Muda

14 November 2025 07:11 14 Nov 2025 07:11

Thumbnail PKB Bangkalan Doa Bersama Sekaligus Ungkap Makna Mendalam 3 Pahlawan Nasional! Gus Dur, Syaikhona Kholil, Marsinah Inspirasi Generasi Muda
Tsyakuran dan doa bersama untuk tiga Pahlawan Nasional Jawa Timur, di Rumah Aspirasi Song Osong Lombung (Foto.Ismail Hs/Ketik.com)

KETIK, BANGKALAN – Suasana Rumah Aspirasi Song Osong Lombung terasa lebih teduh dari biasanya. Lantunan tahlil, tahmid, dan ayat-ayat Al-Qur’an mengalun pelan, menyatukan para tokoh agama, masyarakat, dan pengurus PKB Bangkalan dalam satu ruang rasa: syukur dan kebanggaan.

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Bangkalan menggelar tasyakuran untuk merayakan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi tiga sosok istimewa Jawa Timur, KH. Syaikhona Kholil, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Marsinah. Ketiganya mewakili wajah Indonesia yang plural—spiritual, humanis, dan penuh keberanian.

Acara yang berlangsung sederhana namun hangat itu tak sekadar seremoni. Ia menjadi ruang kontemplasi kolektif, tempat nilai-nilai perjuangan para tokoh bangsa kembali dihidupkan.

Di antara deretan kursi, beberapa tokoh agama tampak menunduk khusyuk, sementara para anggota DPRD Bangkalan mengikuti rangkaian doa dengan penuh harap.

Ketua DPC PKB Bangkalan, H. Syafiuddin, atau yang akrab disapa Abah Syafi, berdiri menyampaikan pesan yang mengalir tenang namun penuh penekanan.

“Tasyakuran ini bukan sekadar acara seremonial. Ini bentuk rasa syukur sekaligus penghormatan kita pada jejak perjuangan ketiga tokoh besar yang telah membentuk wajah Indonesia,” ujarnya. Kamis, 13 November 2025.

Dalam pandangan Abah Syafi, penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Syaikhona Kholil adalah pengakuan negara yang sudah lama dinantikan. Beliau menjelaskan bagaimana pengaruh Syaikhona Kholil menyebar melalui ribuan santri dan ulama yang belajar darinya.

“Hampir seluruh pendiri pesantren besar di Nusantara memiliki sanad keilmuan yang bersambung kepada beliau. Beliau bukan hanya ulama, tapi juga penjaga api kebangsaan,” ungkapnya.

Nama Gus Dur, pendiri PKB, disebut Abah Syafi sebagai simbol kemanusiaan dan keberagaman yang tak lekang oleh zaman. Wajah-wajah hadirin tampak berubah sendu ketika kisah-kisah perjuangan Gus Dur dikenang kembali.

“Gus Dur merawat perbedaan dengan cara-cara damai, bermartabat, dan penuh kasih, beliau adalah guru bangsa yang memperlihatkan betapa indahnya Indonesia yang saling menghormati." jelasnya.

Sementara itu, kehadiran nama Marsinah dalam daftar Pahlawan Nasional tahun ini memberi warna berbeda. Aktivis buruh perempuan asal Nganjuk itu dianggap sebagai simbol keteguhan hati melawan ketidakadilan.

“Marsinah adalah ikon perjuangan pekerja. Keberanian dan integritasnya menembus batas zaman,” tutur Abah Syafi.

Kisah tragis wafatnya Marsinah pada 1993 kembali bergema di ruangan itu, menyisakan rasa haru, sekaligus inspirasi.

Di penghujung acara, Abah Syafi berpesan kepada generasi milenial dan Gen-Z agar memaknai momen ini sebagai pengingat bahwa perjuangan tidak harus selalu dengan angkat senjata.

“Perjuangan hari ini bisa dilakukan dengan kreativitas, dengan karya, dengan kebermanfaatan. Ketiga tokoh ini memberi teladan bahwa keberanian dan kemanusiaan selalu menemukan jalannya,” ujarnya.

Ia berharap, masyarakat Bangkalan dan Indonesia pada umumnya terus menjaga nilai-nilai yang diwariskan para pahlawan keadilan sosial, persatuan dan pengabdian untuk kemaslahatan umat. (*)

Tombol Google News

Tags:

Tsyakuran tiga pahlawan nasional pkb Bangkalan