KETIK, BATU – Cuaca yang tidak menentu di Kota Batu, Jawa Timur, menyebabkan banyak tanaman tomat petani rusak. Meski demikian, para petani tetap bisa bernafas lega karena harga komoditas ini justru melambung tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Salah satu petani tomat di Desa Tulungrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Rudi, mengungkapkan bahwa harga tomat saat ini menembus Rp23.000 per kilogram di tingkat petani.
"Namun sayang, akibat terdampak cuaca yang tidak menentu, hasil panen tidak maksimal karena tamanan mengalami kerusakan," katanya kepada Ketik, Senin, 7 Juli 2025.
Menurut Rudi, kenaikan harga tomat ini dipengaruhi oleh faktor cuaca ekstrem yang mengakibatkan banyak tanaman rusak dan pasokan di pasar berkurang.
"Harga tomat ini naik setelah cukup lama berada di harga Rp8 ribu hingga Rp10 ribu per kilogramnya," sambung Rudi.
Dengan harga jual Rp23.000 per kilogram, Rudi memastikan biaya produksi sudah kembali. Keuntungan yang lumayan pun bisa diperoleh para petani. Rudi menjelaskan, harga normal tomat untuk bisa menutupi biaya produksi berada di kisaran Rp4.000 hingga Rp5.000 per kilogram.
"Harga jual tomat minimal Rp4.000 hingga Rp5.000 per kilogram dengan syarat hasil panen normal tidak mengalami kerusakan. Kalau Tomat rusak kan kita butuh dana tambahan untuk merawatnya," jelasnya.
Lebih lanjut, Rudi menyampaikan bahwa tanaman tomat saat musim hujan seperti ini membutuhkan perawatan ekstra, terutama untuk ketersediaan pupuk daun maupun insektisida. Ia membandingkan, saat cuaca bagus, penyemprotan pupuk daun maupun insektisida cukup sekali seminggu.
"Tapi kalau musim hujan seperti ini bisa tiga kali seminggu kita semprot. Kalau telat disemprot daunnya bisa menguning terus membusuk," urai Rudi.(*)
