KETIK, TUBAN – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, warga desa Tingkis, kabupaten Tuban, menggelar karnaval budaya dan legenda nusantara.
Karnaval ini diikuti 7 kelompok masing - masing perwakilan rukun warga (RW). Mereka berparade menyelusuri jalan poros desa, dengan berpenampilan layaknya tokoh -tokoh dalam cerita atau legenda Nusantara.
Pantauan di lokasi, dalam karnaval desa Tingkis, warga menampilkan sejumlah legenda di antaranya dari RW 1 menampilkan Kasada Bromo, yang menggambarkan keindahan alam dan mitos Gunung Bromo. Sedangkan, RW 2 dengan mengangkat tradisi miyang atau budaya lokal di pesisiran Pantura Tuban.
Sedangkan, RW 3 menyuguhkan legenda pedang Naga Puspa, bercerita keberanian dan kekuatan. Di susul RW 4 menampilkan kisah cinta dan kesetiaan dalam cerita Rama -Sinta.
Kemudian, RW 5 dengan parade cerita asal-usul hewan wedus. Lalu, dari RW 6 menampilkan Hikayat Damar Wulan menceritakan tentang keberanian dan kebijaksanaan.
Barisan karnaval kelompok RW 7 menampilkan legenda candi Prambanan atau Roro Jonggrang menggambarkan keindahan arsitektur dan mitos candi Prambanan.
Kepala Desa Tingkis, Agus Susanto bersama istri saat ikut karnaval budaya (24 Agustus 2025)(Foto: Ahmad Istihar/Ketik)
Kepala Desa Tingkis, Agus Susanto, mengatakan bahwa karnaval ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya dan sejarah lokal. Dengan demikian, diharapkan masyarakat desanya dapat lebih mengenal serta menghargai kekayaan yang berbalut dalam kebudayaan.
"Alhamdulillah, karnaval mandiri ini telah berjalan dua kali di momen kemerdekaan atau setiap agustusan," tuturnya
Menurutnya, karnaval Agustusan dapat mempererat hubungan antar warga. Selain itu, Agus berharap pada momen HUT ke-80 RI, masyarakat bisa meningkatkan dan memupuk kembali nilai - nilai patriotisme dan cinta tanah air Indonesia.
"Adanya pawai budaya dan penampilan setiap kelompok berlatar belakang cerita maupun legenda nusantara berbeda beda, bisa menjadi sarana edukasi, hiburan untuk masyarakat Desa Tingkis dan sekitarnya,"jelasnya
Agus juga menyampaikan dari karnaval budaya yang diikuti 7 RW tersebut, oleh panitia lomba akan di nilai secara transparan. Sebab itu, panitia telah mengundang juri luar kota, untuk menilai masing - masing grup yang ditampilkan peserta karnaval.
"Ya karnaval ini sekaligus sebagai ajang lomba tingkat RW disini, dalam rangka memeriahkan Agustusan," tandasnya.(*)