KETIK, JEMBER – Janji penerbangan komersial Jember–Jakarta akhirnya menjadi kenyataan. Maskapai Fly Jaya sukses mendaratkan pesawat ATR 72-500 di Bandara Notohadinegoro, Jember, pada Selasa, 23 September 2025.
Pesawat yang berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, itu membawa 21 penumpang dan tiba dengan mulus sekitar pukul 13.41 WIB. Usai pendaratan, pesawat kembali lepas landas menuju Jakarta pada pukul 14.32 WIB dengan mengangkut 58 penumpang.
Bupati Sebut Penerbangan Sebagai Sejarah Baru
Bupati Jember, Muhammad Fawait, hadir langsung menyambut penerbangan perdana tersebut. Ia menyebut momen itu sebagai sejarah baru bagi Kabupaten Jember.
“Ini pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia untuk Jember. Penerbangan ini bukan sekadar transportasi, melainkan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, investasi, pariwisata, hingga pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Fawait.
Rute Jember–Jakarta akan beroperasi dua kali seminggu, setiap Selasa dan Kamis, menggunakan pesawat ATR 72 berkapasitas 74 kursi. Harga tiket ditetapkan sekitar Rp1,3 juta sekali jalan.
“Insyaallah ini salah satu harga termurah untuk rute Jember–Jakarta. Penerbangan ini juga direct flight, tidak transit, langsung Jember–Halim,” jelasnya.
Fawait menegaskan, penerbangan ini terwujud berkat kerja sama banyak pihak. “Kalau hanya saya sendiri, tentu tidak mampu. Ini berkat dukungan semua elemen di Jember, pemerintah provinsi, Ibu Gubernur, serta pimpinan di pemerintah pusat,” katanya.
Dunia Usaha Menyambut Antusias
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jember, Abdul Kholik, menyambut positif pembukaan rute penerbangan ini.
“Pelaku usaha sudah menunggu penerbangan Jember–Jakarta sejak lima tahun lalu. Alhamdulillah sekarang terwujud. Harapan kami, jadwalnya bisa bertambah, tidak hanya dua kali sepekan, tetapi setiap hari,” ungkap Kholik.
Ia menilai tingginya mobilitas warga Jember ke Jakarta menjadi alasan kuat hadirnya rute ini.
“Banyak orang Jember yang memiliki perusahaan di Jakarta dan membutuhkan akses cepat. Selama ini kami mengandalkan kereta api. Dengan penerbangan langsung ini, mobilitas tentu jauh lebih efisien,” tutupnya. (*)